moral : sifat seseorang, dimana ada yg bermoral baik dan bermoral buruk. moral ithu ada yg baik dan ada juga yg tidak baik.(UMUM)
budi pekerti : sifat seseorang yg tercermin baik, dan tidak buruk. [
contoh ; setiap sebutan untuk budi pekerti seseorang, pasti orang
tersebut ber perilaku terpuji.(KHUSUS)
Rabu, 25 April 2012
PERBEDAAN MORAL DAN BUDI PEKERTI
Pentingnya Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti
Moral
Kita
semua tahu bahwa pendidikan adalah bagian terpenting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Tanpa pendidikan, mustahil kita dapat
melanjutkan kehidupan bernegara, terlebih mempertahankan martabat bangsa
di mata internasional.
Sebuah bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara
tersebut maju dan dapat mengelola SDM dan SDA dengan baik untuk
kesejahteraan warganya. Untuk itu, berbagai upaya telah dilakukan
bersama oleh berbagai pihak demi memajukan pendidikan Indonesia.Pemerintah yang telah berupaya menciptakan dan merevisi sistim pendidikan yang tepat dan terbaik, lembaga-lembaga nonpemerintah yang peduli pendidikan dan ikut andil dalam mengkaji ulang, memberikan saran dan kritik bagi dunia pendidikan, hingga para guru dan orang tua, telah mencurahkan segenap perhatian mereka demi membentuk generasi masa depan yang berpendidikan (terpelajar).
Sejalan dengan hal tersebut, teknologi informasi pun kini kian berkembang dengan pesat yang memungkinkan berbagai berita dan informasi dapat diakses dengan cepat sehingga turut memberikan dukungan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau iptek.
Namun demikian, membekali generasi masa depan dengan iptek saja tidaklah memadai guna melanjutkan bahkan memajukan kehidupan bangsa. Mereka perlu mendapatkan pendidikan moral yang membentuk generasi penerus bangsa sebagai pribadi yang berakhlak mulia, jujur dan bertanggung jawab. Pendidikan moral inilah salah satu modal untuk memperbaiki kondisi bangsa.
Kita tentu menyadari bahwa keterpurukan suatu bangsa dapat disebabkan oleh rusaknya moral warganya. Bisa jadi rusaknya moral disebabkan oleh warga itu sendiri yang tidak dapat mengontrol diri dengan keimanan dan ketakwaan kepada Sang Pencipta. Selain itu, rusaknya etika juga bisa karena terlalu terlena dengan tayangan televisi ataupun hiburan-hiburan yang kurang mendidik.
Fakta menunjukkan bahwa generasi penerus bangsa membutuhkan pembinaan moral terutama dari keluarga dan pihak sekolah. Hal ini tercermin dari berita yang mengungkap bahwa warung internet di kota-kota besar sebagian besar dikunjungi oleh para pelajar dan mahasiswa, termasuk anak-anak sekolah dasar dan menengah pertama. Akan tetapi, ternyata sebagian pengunjung tersebut –termasuk siswa SD dan SMP– tidak menggunakan fasilitas internet dengan sebaik-baiknya. Mereka tidak menggunakannya untuk mencari informasi atau mempelajari hal-hal yang positif, tetapi menggunakannya untuk mendapatkan hal-hal yang negatif, seperti pornografi. Tentu fakta ini sangat meresahkan banyak pihak, terutama bagi para orang tua dan guru.
Sedangkan fakta tentang runtuhnya etika kejujuran yang dikhawatirkan akan terus berlanjut, sudah menjadi berita yang tak asing lagi didengar, seperti : korupsi, penyuapan, hilangnya supremasi hukum, dsb.
Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi kita, terutama para orang tua dan pendidik, untuk memperhatikan pendidikan generasi masa depan bangsa. Tidak hanya pendidikan umum saja, tetapi yang lebih penting pendidikan moral dan pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada Sang Pencipta agar generasi penerus bangsa berkepribadian luhur dan memiliki idealisme tinggi. Dengan demikian, kemajuan dan kesejahteraan bangsa diharapkan dapat segera terwujud.
Budi Pekerti
Secara umum
Budi Pekerti berarti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani
kehidupan ini. Ini adalah tuntunan moral yang paling penting untuk
orang Jawa tradisional. Budi Pekerti adalah induk dari segala etika
,tatakrama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan , pekerjaan dan
kehidupan sehari-hari. Pertama-tama budi pekerti ditanamkan oleh orang
tua dan keluarga dirumah, kemudian disekolah dan tentu saja oleh
masyarakat secara langsung maupun tidak langsung.
Pada saat
ini dimana sendi-sendi kehidupan banyak yang goyah karena terjadinya
erosi moral,budi pekerti masih relevan dan perlu direvitalisasi.
Budi Pekerti yang mempunyai arti yang sangat jelas dan sederhana, yaitu : Perbuatan( Pekerti) yang dilandasi atau dilahirkan oleh Pikiran yang jernih dan baik ( Budi).
Dengan
definisi yang teramat gamblang dan sederhana dan tidak muluk-muluk,
kita semua dalam menjalani kehidupan ini semestinya dengan mudah dan
arif dapat menerima tuntunan budi pekerti.
Budi pekerti
untuk melakukan hal-hal yang patut, baik dan benar.Kalau kita berbudi
pekerti, maka jalan kehidupan kita paling tidak tentu selamat, sehingga
kita bisa berkiprah menuju ke kesuksesan hidup, kerukunan antar sesama
dan berada dalam koridor perilaku yang baik.
Sebaliknya,
kalau kita melanggar prinsip-prinsip budi pekerti, maka kita akan
mengalami hal-hal yang tidak nyaman, dari yang sifatnya ringan, seperti
tidak disenangi/ dihormati orang lain, sampai yang berat seperti :
melakukan pelanggaran hukum sehingga bisa dipidana.
Label:
Pendidikan budi pekerti
Senin, 23 April 2012
april"s fools day (my experience)
assignment
When I was in
yunior high school I
was very naughty……
I often make my friends angry and upset at me
I
have experience
I used to put a humorous writings in a paper like holding my ass, I had not showered, I was crazy, etc. then put the writing on the back of my friend using a glue,
I used to put a humorous writings in a paper like holding my ass, I had not showered, I was crazy, etc. then put the writing on the back of my friend using a glue,
when
my friend walked all the other
friends who watched
and read it later
they were laughing together, There
are also several other
friends who held her
ass.. it’s so funny….
when her realized the cause and
knowing that I did that .. then her chased
me and was very
angry with my actions but I still
laugh because I was
only joking and apologized to her.
if I remembered it a fun experience for me .. I'm so sorry friend
!!!
Rabu, 18 April 2012
URGENSI PENDIDIKAN MORAL DAN BUDI PEKERTI
A.RUMUSAN
MASALAH
- apa itu urgensi pendidikan moral dan budi pekerti
- perbedaan moral & budi pekerti
- mengapa pendidikan moral/budi pekerti dianggap penting
- apa yang menyebabkan seseorang akan berbudi pekerti baik atw buruk
- kapan waktu yang tepat untuk mendidik anak
- bagaimana langkh2 atw cara untk mengembangkn pendidikan moral dan budi pekerti yg baik
- kegunaan dan fungsi pendidikan budi pekerti
- tugas dan peran guru dalam pendidikan budi pekerti
- pendidikan budi pekerti dan pembangunan moral bangsa
B.URGENSI
PENDIDIKAN MORAL DAN BUDI PEKERTI
a. kegunaan dan fungsi pendidikan budi pekerti
b. tugas dan peran guru dalam pendidikan budi pekerti
c. pendidikan budi pekerti dan pembangunan moral bangsa
a. kegunaan dan fungsi pendidikan budi pekerti
b. tugas dan peran guru dalam pendidikan budi pekerti
c. pendidikan budi pekerti dan pembangunan moral bangsa
Label:
Pendidikan budi pekerti
Minggu, 15 April 2012
BIOGRAFI ILMUAN DUNIA
TUGAS ILMU KEALAMAN DASAR (CLASS F)
1.Thales (624-546 SM)
Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat
Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales, pemikiran Yunan dikuasai cara berpikir
mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai
kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala
di dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga
dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi
hepta sophoi), yang oleh Aristoteles diberi gelar ‘filsuf yang pertama’.
Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi,
dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke
dalam Mazhab Miletos.
Thales tidak
meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikiran
Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles
mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal
mula terjadinya alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai
perintis filsafat alam (natural philosophy).
Thales (624-546 SM)
lahir di kota
Miletos yang merupakan tanah perantauan orang-orang Yunani di Asia Kecil. Situasi
Miletos yang makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi
dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari kegiatan
berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf Yunani pertama lahir
di tempat ini.
Thales adalah seorang
saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur
dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat mengukur piramida dari bayangannya
saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai.
Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhail memprediksi terjadinya gerhana
matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi
tersebut karena ia mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di
Babilonia sejak 747 SM.
Di dalam bidang
politik, Thales pernah menjadi penasihat militer dan teknik dari Raja Krosus di
Lydia. Selain itu, ia juga pernah menjadi penasihat politik bagi dua belas kota Iona.
Pemikiran
Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Thales menyatakan bahwa
air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu.
Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam
semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di
luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak
terbinasakan. Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana
bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk
hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat
berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.
Selain itu, ia juga
mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang sebagai
bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.
Pandangan tentang Jiwa
Thales berpendapat
bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di
dalam benda hidup tetapi juga benda mati.Teori tentang materi yang berjiwa ini
disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang
dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.
Teorema Thales
Di dalam geometri,
Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema Thales, kendati
belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya. Teorema
Thales berisi sebagai berikut:
Jika AC adalah
sebuah diameter, maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku
Teorema Thales :
- 1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
- 2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
- 3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan sama.
- 4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
- 5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
Pandangan Politik
Berdasarkan catatan
Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-orang Ionia yang
sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6
SM. Thales menyarankan orang-orang Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan dan
administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh
Ionia. Di dalam sistem tersebut, kota-kota lain di Ionia dapat
dianggap seperti distrik dari keseluruhan sistem pemerintahan Ionia.
Dengan demikian, Ionia telah menjadi
sebuah polis yang bersatu dan tersentralisasi.
2.Anaximander
Born: 611 BC in Miletus
near Söke, Turkey
Died: 546 BC
Riwayat Hidup
Peta Bumi menurut Anaximandros[
Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun
pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546
SM.Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian
disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade
tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM.
Menurut tradisi Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang
astronomi dan geografi. Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang
yang pertama kali membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi dapat
dilihat ketika ia memimpin ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia di Laut Hitam. Selain itu, Anaximandros telah
menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon.Ditambah
lagi, ia mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga
menyelidiki fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga
mengenai asal mula kehidupan, termasuk asal-mula manusia. Kendati ia lebih muda
15 tahun dari Thales, namun ia meninggal dua tahun sebelum gurunya itu. Pemikiran
To Apeiron sebagai prinsip dasar segala sesuatu
Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu.Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron.]To apeiron berasal dari bahasa Yunani a=tidak dan eras=batas. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada akhirnya akan kembali.Pandangan tentang Alam Semesta
Gambaran Alam Semesta menurut Anaximandros
Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun pandangannya
tentang alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal
segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Yang panas
membalut yang dingin sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya. Dari yang
dingin itu terjadilah yang cair dan beku.Yang beku inilah yang kemudian menjadi
bumi.
Api yang membalut yang dingin itu kemudian terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan
tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari,
bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya
tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya
berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain. Mengenai bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka berangsur-angsur bumi menjadi kering. Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu sebagai laut pada bumi.
Pandangan tentang Makhluk Hidup
Mengenai terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan. Karena panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan. Di ditulah, mulai ada makhluk-makhluk lain yang naik ke daratan dan mulai berkembang di darat. Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin manusia yang menjadi makhluk pertama yang hidup di darat sebab bayi manusia memerlukan asuhan orang lain pada fase awal kehidupannya.Karena itu, pastilah makhluk pertama yang naik ke darat adalah sejenis ikan yang beradaptasi di daratan dan kemudian menjadi manusia.3.Herakleitos
Herakleitos
|
|
Herakleitos oleh Johannes
Moreelse.
|
|
Nama:
|
Herakleitos
|
Lahir:
|
c. 550 SM
|
Meninggal:
|
c. 480 SM
|
Aliran/tradisi:
|
Tidak termasuk
ke dalam aliran filsafat manapun
|
Minat utama:
|
|
Gagasan penting:
|
Logos, segala sesuatu mengalir
|
Memengaruhi:
|
Parmenides, Plato, Aristoteles, Hegel, Nietzsche, Heidegger, Whitehead,
Karl Popper, dan banyak lainnya
|
Herakleitos diketahui menulis satu buku, namun telah hilang Yang tersimpan hingga kini hanya 130 fragmen yang terdiri dari pepatah-pepatah pendek yang seringkali tidak jelas artinya. Pemikiran filsafatnya memang tidak mudah dimengerti sehingga ia dijuluki "si gelap" (dalam bahasa Inggris the obscure).
Riwayat Hidup
Efesus di Asia Kecil, tempat
kelahiran Herakleitos
Herakleitos diketahui berasal dari Efesus di Asia Kecil. Ia hidup di
sekitar abad ke-5 SM (540-480 SM) Ia hidup sezaman dengan Pythagoras dan
Xenophanes, namun lebih muda usianya dari mereka.Akan tetapi, Herakleitos lebih
tua usianya dari Parmenides sebab ia
dikritik oleh filsuf tersebutSelain bahwa ia berasal dari keluarga terhormat di Efesus, tidak ada informasi lain mengenai riwayat hidupnya, sebab kebanyakan adalah cerita fiksi. Tidak ada sumber yang menyebutkan bahwa ia pernah meninggalkan kota asalnya, yang pada waktu itu merupakan bagian dari kekaisaran Persia.
Jika melihat karya-karya yang ditinggalkannya, tampak bahwa watak Herakleitos sombong dan tinggi hati. Selain mencela filsuf-filsuf di atas, ia juga memandang rendah rakyat yang bodoh dan menegaskan bahwa kebanyakan manusia jahat. Selain itu, ia juga mengutuk warga negara Efesus.
Pemikiran
Segala Sesuatu Mengalir
"Seseorang
tidak bisa dua kali masuk ke sungai yang sama."
|
Pemikiran Herakleitos yang paling terkenal adalah mengenai perubahan-perubahan di alam semesta. Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau permanen. Tidak ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada di dalam proses menjadi. Ia terkenal dengan ucapannya panta rhei kai uden menei yang berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap."
Perubahan yang tidak ada henti-hentinya itu dibayangkan Herakleitos dengan dua cara:
- Pertama, seluruh kenyataan adalah seperti aliran sungai yang mengalir. "Engkau tidak dapat turun dua kali ke sungai yang sama," demikian kata Herakleitos. Maksudnya di sini, air sungai selalu bergerak sehingga tidak pernah seseorang turun di air sungai yang sama dengan yang sebelumnya.
- Kedua, ia menggambarkan seluruh kenyataan dengan api. Maksud api di sini lain dengan konsep mazhab Miletos yang menjadikan air atau udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu. Bagi Herakleitos, api bukanlah zat yang dapat menerangkan perubahan-perubahan segala sesuatu, melainkan melambangkan gerak perubahan itu sendiri. Api senantiasa mengubah apa saja yang dibakarnya menjadi abu dan asap, namun api tetaplah api yang sama. Karena itu, api cocok untuk melambangkan kesatuan dalam perubahan.
Logos
Segala sesuatu yang terus berubah di alam semesta dapat berjalan dengan teratur karena adanya logos. Pandangan tentang logos di sini tidak boleh disamakan begitu saja dengan konsep logos pada mazhab Stoa. Logos adalah rasio yang menjadi hukum yang menguasai segala-galanya dan menggerakkan segala sesuatu, termasuk manusia. Logos juga dipahami sebagai sesuatu yang material, namun sekaligus melampaui materi yang biasa. Hal ini disebabkan pada masa itu, belum ada filsuf yang mampu memisahkan antara yang rohani dan yang materi.Segala Sesuatu Berlawanan
Menurut Herakleitos, tiap benda terdiri dari yang berlawanan. Meskipun demikian, di dalam perlawanan tetap terdapat kesatuanSingkatnya, dapat dikatakan bahwa 'yang satu adalah banyak dan yang banyak adalah satu. Anaximenes juga memiliki pandangan seperti ini, namun perbedaan dengan Herakleitos adalah Anaximenes mengatakan pertentangan tersebut sebagai ketidakadilan, sedangkan Herakleitos menyatakan bahwa pertentangan yang ada adalah prinsip keadilan. Kita tidak akan bisa mengenal apa itu 'siang' tanpa kita mengetahui apa itu 'malam'. Kita tidak akan mengetahui apa itu 'kehidupan' tanpa adanya realitas 'kematian'. Kesehatan juga dihargai karena ada penyakit. Demikianlah dari hubungan pertentangan seperti ini, segala sesuatu terjadi dan tersusun. Herakleitos menegaskan prinsip ini di dalam kalimat yang terkenal: "Perang adalah bapak segala sesuatu." Perang yang dimaksud di sini adalah pertentangan.Melalui ajaran tentang hal-hal yang bertentangan tetapi disatukan oleh logos, Herakleitos disebut sebagai filsuf dialektis yang pertama di dalam sejarah filsafat.
4.Anaximenes 545 SM
Posted on 2 Agustus 2010 by
Biografi
Anaximenes adalah seorang
filsuf yang berasal dari kota
Miletos, sama seperti Thales dan Anaximandros. Anaximenes hidup
sezaman dengan kedua filsuf tersebut, kendati ia lebih muda dari Anaximandros.
Ia disebut di dalam tradisi filsafat Barat, bersama dengan Thales dan
Anaximandros, sebagai anggota Mazhab Miletos. Anaximenes adalah
teman, murid, dan pengganti dari Anaximandros. Sebagaimana kedua filsuf Miletos
yang lain, ia berbicara tentang filsafat alam, yakni apa yang menjadi prinsip
dasar (arche) segala sesuatu.
Tentang riwayat hidupnya, tidak banyak yang
diketahui. Anaximenes mulai terkenal sekitar tahun 545 SM, sedangkan
tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 528/526 SM. Ia diketahui lebih
muda dari Anaximandros. Ia menulis satu buku, dan dari buku tersebut hanya satu
fragmen yang masih tersimpan hingga kini.
Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu |
Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat
Anaximandros tentang to apeiron yang metafisik adalah bagaimana
menjelaskan hubungan saling mempengaruhi antara yang metafisik dengan yang
fisik. Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang
metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang
bersifat fisik yakni udara.
Tidak seperti air yang tidak terdapat di api
(pemikiran Thales), udara merupakan zat yang terdapat di dalam semua hal, baik
air, api, manusia, maupun segala sesuatu. Karena itu, Anaximenes
berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu. Udara adalah zat
yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai
bentuk lain. Perubahan-perubahan tersebut berproses dengan prinsip “pemadatan
dan pengenceran” (condensation and rarefaction. Bila udara
bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah, dan
kemudian batu. Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang timbul
adalah api. Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian
alam, sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh
substansi lain dibentuk dari kombinasi perubahan udara.
Tentang Alam Semesta
Pembentukan alam semesta menurut Anaximenes
adalah dari proses pemadatan dan pengenceran udara yang membentuk air, tanah,
batu, dan sebagainya. Bumi, menurut Anaximenes, berbentuk datar, luas, dan
tipis, hampir seperti sebuah meja. Bumi dikatakan melayang di udara sebagaimana
daun melayang di udara. Benda-benda langit seperti bulan, bintang, dan matahari
juga melayang di udara dan mengelilingi bumi. Benda-benda langit tersebut
merupakan api yang berada di langit, yang muncul karena pernapasan basah dari
bumi. Bintang-bintang tidak memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari
bumi. Ketika bintang, bulan, dan matahari tidak terlihat pada waktu malam, itu
disebabkan mereka tersembunyi di belakang bagian-bagian tinggi dari bumi ketika
mereka mengitari bumi. Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan fenomena alam
lainnya terjadi karena pemadatan udara.
Tentang Jiwa
Jiwa manusia dipandang sebagai kumpulan udara
saja. Buktinya, manusia perlu bernafas untuk mempertahankan hidupnya. Jiwa
adalah yang mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada tubuh manusia
bergerak sesuai dengan yang seharusnya. Karena itu, untuk menjaga kelangsungan
jiwa dan tubuh. Di sini, Anaximenes mengemukakan persamaan antara tubuh
manusiawi dengan jagat raya berdasarkan kesatuan prinsip dasar yang sama, yakni
udara. Tema tubuh sebagai mikrokosmos (jagat raya kecil) yang mencerminkan
jagat raya sebagai makrokosmos adalah tema yang akan sering dibicarakan di
dalam Filsafat Yunani. Akan tetapi, Anaximenes belum menggunakan
istilah-istilah tersebut di dalam pemikiran filsafatnya
5.Phytagoras
Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. Pythagoras (582 SM – 496 SM, bahasa Yunani: Πυθαγόρας) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.
Dalam tradisi Yunani, diceritakan bahwa ia banyak melakukan perjalanan, diantaranya ke Mesir. Perjalanan Phytagoras ke Mesir merupakan salah satu bentuk usahanya untuk berguru, menimba ilmu, pada imam-imam di Mesir. Konon, karena kecerdasannya yang luar biasa, para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai murid. Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Disini ia belajar berbagai macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru pada imam-imam Caldei untuk belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk belajar Logistik dan Geometri, pada para Magi untuk belajar ritus-ritus mistik, dan dalam perjumpaannya dengan Zarathustra, ia belajar teori perlawanan.
Selepas berkelana untuk mencari ilmu, Phytagoras kembali ke Samos dan meneruskan pencarian filsafatnya serta menjadi guru untuk anak Polycartes, penguasa tiran di Samos. Kira-kira pada tahun 530, karena tidak setuju dengan pemerintahan tyrannos Polycartes, ia berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan. Di kota ini, Phytagoras mendirikan sebuah tarekat beragama yang kemudian dikenal dengan sebutan “Kaum Phytagorean.”
Kaum Phytagorean
Kaum phytagorean sangat berjasa dalam meneruskan pemikiran-pemikiran Phytagoras. Semboyan mereka yang terkenal adalah “authos epha, ipse dixit” (dia sendiri yang telah mengatakan demikian).2 Kaum ini diorganisir menurut aturan-aturan hidup bersama, dan setiap orang wajib menaatinya. Mereka menganggap
filsafat dan ilmu pengetahuan
sebagai jalan hidup, sarana supaya setiap orang menjadi tahir, sehingga luput
dari perpindahan jiwa terus-menerus.
Diantara pengikut-pengikut Phytagoras di kemudian hari berkembang dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar; peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara seksama. Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.
Pemikiran Phytagoras
Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan pengamatan ini secara matematis.[1]
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa \sqrt{2}, hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, Pythagoras memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus
Diantara pengikut-pengikut Phytagoras di kemudian hari berkembang dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar; peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara seksama. Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.
Pemikiran Phytagoras
Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan pengamatan ini secara matematis.[1]
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa \sqrt{2}, hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, Pythagoras memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus
6.DEMOKRITOS
Nama:
|
Democritus
|
Lahir:
|
ca. 460 BC
|
Meninggal:
|
ca. 370 BC
(usia 90)
|
Aliran/tradisi:
|
|
Minat utama:
|
|
Gagasan penting:
|
|
Dipengaruhi:
|
|
Memengaruhi:
|
Selain sebagai filsuf, Demokritos juga dikenal menguasai banyak keahlian. Sayangnya, karya-karya Demokritos tidak ada yang tersimpan. Demokritos menulis tentang ilmu alam, astronomi, matematika, sastra, epistemologi, dan etika. Ada sekitar 300 kutipan tentang pemikiran Demokritos di dalam sumber-sumber kuno. Sebagian besar kutipan-kutipan tersebut berisi tentang etika.
|
Riwayat Hidup
Demokritos lahir di kota Abdera, Yunani Utara. Ia hidup sekitar tahun 460 SM hingga 370 SM. Ia berasal dari keluarga kaya raya. Pada waktu ia masih muda, ia menggunakan warisannya untuk pergi ke Mesir dan negeri-negeri Timur lainnya. Selain menjadi murid Leukippos, Ia juga belajar kepada Anaxagoras dan Philolaos. Hanya sedikit yang dapat diketahui dari riwayat hidup Demokritos.[4] Banyak data tentang kehidupannya telah tercampur dengan legenda-legenda yang kebenarannya sulit dipercaya.Meskipun ia hidup sezaman dengan Sokrates, bahkan usianya lebih muda, namun Demokritos tetap digolongkan sebagai filsuf pra-sokratik. Hal ini dikarenakan ia melanjutkan dan mengembangkan ajaran atomisme dari Leukippos yang merupakan filsuf pra-sokratik. Ajaran Leukippos dan Demokritos bahkan hampir tidak dapat dipisahkan.Selain itu, filsafat Demokritos tidak dikenal di Athena untuk waktu yang cukup lama. Misalnya saja, Plato tidak mengetahui apa-apa tentang Atomisme. Baru Aristoteles yang kemudian menaruh perhatian besar terhadap pandangan atomisme.
Pemikiran
Tentang Atom
Demokritos dan gurunya, Leukippos, berpendapat bahwa atom adalah unsur-unsur yang membentuk realitas. Di sini, mereka setuju dengan ajaran pluralisme Empedokles dan Anaxagoras bahwa realitas terdiri dari banyak unsur, bukan satu. Akan tetapi, bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras, Demokritos menganggap bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi lagi. Karena itulah, unsur-unsur tersebut diberi nama atom (bahasa Yunani atomos: a berarti "tidak" dan tomos berarti "terbagi")Atom-atom tersebut merupakan unsur-unsur terkecil yang membentuk realitas. Ukurannya begitu kecil sehingga mata manusia tidak dapat melihatnya. Selain itu, atom juga tidak memiliki kualitas, seperti panas atau manis. Hal itu pula yang membedakan dengan konsep zat-zat Empedokles dan benih-benih dari Anaxagoras. Atom-atom tersebut berbeda satu dengan yang lainnya melalui tiga hal: bentuknya(seperti huruf A berbeda dengan huruf N), urutannya (seperti AN berbeda dengan NA), dan posisinya (huruf A berbeda dengan Z dalam urutan abjad). Dengan demikian, atom memiliki kuantitas belaka, termasuk juga massa. Jumlah atom yang membentuk realitas ini tidak berhingga.
Selain itu, atom juga dipandang sebagai tidak dijadikan, tidak dapat dimusnahkan, dan tidak berubah. Yang terjadi pada atom adalah gerak. Karena itu, Demokritus menyatakan bahwa "prinsip dasar alam semesta adalah atom-atom dan kekosongan". Jika ada ruang kosong, maka atom-atom itu dapat bergerak. Demokritus membandingkan gerak atom dengan situasi ketika sinar matahari memasuki kamar yang gelap gulita melalui retak-retak jendela. Di situ akan terlihat bagaimana debu bergerak ke semua jurusan, walaupun tidak ada angin yang menyebabkannya bergerak.Dengan demikian, tidak diperlukan prinsip lain untuk membuat atom-atom itu bergerak, seperti prinsip "cinta" dan "benci" menurut Empedokles. Adanya ruang kosong sudah cukup membuat atom-atom itu bergerak.
Tentang Dunia
Dunia dan seluruh realitas tercipta karena atom-atom yang berbeda bentuk saling mengait satu sama lain. Atom-atom yang berkaitan itu kemudian mulai bergerak berputar, dan makin lama makin banyak atom yang ikut ambil bagian dari gerak tersebut.Kumpulan atom yang lebih besar tinggal di pusat gerak tersebut sedangkan kumpulan atom yang lebih halus dilontarkan ke ujungnya. Demikianlah dunia terbentuk.Tentang Manusia
Tentang manusia, Demokritos berpandangan bahwa manusia juga terdiri dari atom-atom. Jiwa manusia digambarkan sebagai atom-atom halus. Atom-atom ini digerakkan oleh gambaran-gambaran kecil atas suatu benda yang disebut eidola. Dengan demikian muncul kesan-kesan indrawi atas benda-benda tersebut.Tentang Pengenalan
Sebelumnya telah dikatakan bahwa setiap benda, yang tersusun atas atom-atom, mengeluarkan gambaran-gambaran kecil yang disebut eidola. Gambaran-gambaran inilah yang masuk ke panca indra manusia dan disalurkan ke jiwa. Manusia dapat melihat karena gambaran-gambaran kecil tersebut bersentuhan dengan atom-atom jiwa. Proses semacam ini berlaku bagi semua jenis pengenalan indrawi lainnya.Lalu bagaimana dengan kualitas yang diterima oleh indra manusia, seperti pahit, manis, warna, dan sebagainya? Menurut Demokritos atom-atom tersebut tidak memiliki kualitas, jadi darimana kualitas-kualitas seperti itu dirasakan oleh manusia? Menurut Demokritos, kualitas-kualitas seperti itu dihasilkan adanya kontak antara atom-atom tertentu dengan yang lain. Misalnya saja, manusia merasakan manis karena atom jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang licin. Kemudian manusia merasakan pahit bila jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang kasar. Rasa panas didapatkan karena jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
Dengan demikian, Demokritos menyimpulkan bahwa kualitas-kualitas itu hanya dirasakan oleh subyek dan bukan keadaan benda yang sebenarnya. Karena itulah, Demokritos menyatakan bahwa manusia tidak dapat mengenali hakikat sejati suatu benda. Yang dapat diamati hanyalah gejala atau penampakan benda tersebut. Demokritos mengatakan:
"Tentunya
akan menjadi jelas, ada satu masalah yang tidak dapat dipecahkan, yakni
bagaimana keadaan setiap benda dalam kenyataan yang
sesungguhnya...Sesungguhnya, kita sama sekali tidak tahu sebab kebenaran
terletak di dasar jurang yang dalam."
Etika
Menurut Demokritos, nilai tertinggi di dalam hidup manusia adalah keadaan batin yang sempurna (euthymia). Hal itu dapat dicapai bila manusia menyeimbangkan semua faktor di dalam kehidupan: kesenangan dan kesusahan, kenikmatan dan pantangan. Yang bertugas mengusahakan keseimbangan ini adalah rasio.7. EMPEDOKLES
A. Riwayat hidup
Empedokles
lahir di Agrigentum, pulau Sisilia, pada abad ke-5 SM (495-435 SM). Ia
berasal dari golongan bangsawan. Empedokles dipengaruhi oleh aliran religius
yang disebut orfisme, dan juga kaum Pythagorean.
Ada sum ber lain yang mengatakan ia mengikuti ajaran Parmenides. Pada usia yang tidak diketahui, ia
dibuang dari kota asalnya namun tidak ada informasi mengenai pembuangannya itu.
Berdasarkan keterangan dari Aristoteles, Empedokles
meninggal pada usia 60 tahun. Menurut legenda, Empedokles meninggal dengan cara
terjun ke kawah vulkano di gunung Etna.
B. Pemikiran
· Tentang Empat Anasir
Empedokles berpendapat bahwa prinsip yang mengatur alam semesta tidaklah
tunggal melainkan terdiri dari empat anasir atau zat. Memang dia belum memakai
istilah anasir (stoikeia) yang sebenarnya baru digunakan oleh Plato, melainkan menggunakan
istilah ‘akar’ (rizomata). Empat anasir tersebut adalah air, tanah, api
8.PLATO
Plato dilahirkan di Atena pada tahun 427 S.M. dan meninggal disana pada tahun 347 S.M. dalam usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga aristokrasi yang turun-temurun memegang politik penting dalam politik Atena. Ia pun bercita-cita sejak mudanya untuk menjadi orang negara. Tetapi perkembangan politik di masanya tidak memberi kesempatan padanya untuk mengikuti jalan hidup yang diingininya itu. Namanya bermula ialah Aristokles. Nama plato diberikan oleh gurunya. Ia memperoleh nama itu berhubung dengan bahunya yang lebar.Sepadan dengan badannya yang tinggi dan tegap raut mukanya, potongan tubuhnya serta parasnya yang elok bersesuaian benar dengan ciptaan klasik tentang manusia yang cantik. Bagus dan harmoni meliputi seluruh perawakannya. Dalam tubuh yang besar dan sehat itu bersarang pula pikiran yang dalam dan menembus. Pandangan matanya menunjuk seolah-olah ia mau mengisi dunia yang lahir ini dengan cita-citanya. Pelajaran yang diperolehnya dimasa kecilnya, selain dari pelajaran umum ialah menggambar dan melukis disambung dengan belajar musik dan puisi. Sebelumdewasa ia sudah pandai membuat karangan yang bersanjak. Sebagaimana biasanya dengan anak orang baik-baik di masa itu plato mendapat didikan dari guru-guru filosofi. Pelajaran filosofi mula-mula diperolehnya dari kratylos. Kratylos dahulunya murid herakleitos yang mengajarkan “semuanya berlalu” seperti air.
Rupanya ajaran semacam itu tidak hinggap di dalam kalbu aristocrat yang tertpengaruh oleh tradisi keluarganya. Sejak berumur 20 tahun plato mengikuti pelajaran sokrates. Pelajaran itulah yang memberi kepuasan baginya. Pengaruh sokrates makin hari makin mendalam padanya. Ia menjadi murid sokrates yang setia. Sampai pada akhir hidupnya sokrates tetap menjadi pujaannya. Dalam segala karangann ya yang berbentuk dialog, bersoal jawab, sokrates kedudukannay sebagai pujangga yang menuntun. Dengan cara begitu ajaran plato tergambar keluar melalui mulut sokrates. Setelah pandangan filosofinya sudah jauh menyimpang dan sudah lebih lanjut dari pandangan gurunya, ia terus berbuat begitu. Sokrates digambarkannya sebagai juru bahasa isi hati rakyat di Atena yang tertindas karena kekuasaan yang saling berganti. Kekuasaan demokrasi yang meluap menjadi anarki dan sewenang-wenang digantikan berturut-turut oleh kekuasaan seorang tiran dan oligarki, yang akhirnya membawa Atena lenyap ke bawah kekuasaan asing.
Plato mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosof. Ia pandai menyatukan puisi dan ilmu., seni dan filosofi. Pandangan yang dalam dan abstrak sekalipun dapat dilukiskannya dengan gaya bahasa yang indah. Tidak ada seorang filosof sebelumnya dapat menandinginya dalam hal ini. Juga sesudahnya tak ada. Hukuman yang ditimpakan itu dipandangnya suatu perbuatan zalim meminum racun besar sekali pengaruhnya atas pandangan hidup plato. Sokrates dimatanya adalah seorang yang sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya, orang yang tak pernah berbuat salah. Hukumn yang ditimpakan itu dipandangnya sebagai suatu perbuatan zalim semata-mata, yang dilakukan oleh orang yang moril tidak bertanggung-jawab. Ia sangat sedih dan menamakan dirinya seorang anak yang kehilangan bapak. Ia sedih tetapi terpaku karena pendirian sokrates yang menolak kesempatan yang diberikan untuk melarikan diri dari penjara, dengan memperingatkan ajarannya “lebih baik menderita kezaliman dari berbuat zalim”. Tak lama sesudah sokrates meninggal, plato pergi dari Atena. Itulah permulaan ia mengembara 12 tahun lamanya dari tahun 399 S.M. mula-mula ia pergi ke Megara, tempat Euklides mengajarkan filosofinya. Beberapa lama ia disana tidak diketahui betul. Ada cerita yang mengatakan, bahwa ia disitu mengarang beberapa dialog, yang mengenai berbagai macam pengertian dalam masalah hidup, berdasarkan ajaran sokrates. Dari Megara ia pergi ke kyrena, dimana ia memperdalam pengetahuannya ten tang matematik pada seorang guru ilmu itu yang bernama Theodoros. Disana ia juga mengajarkan filosofi dan mengarang buku-buku. Kemudian ia pergi ke Italia selatan dan terus ke sirakusa dipulau sisiria, yang pada waktu itu diperintah oleh seorang tiran, yang bernama Dionysios. Dionysios mengajak plato tinggal di istananya.
Ia merasa bangga kalau diantara orang-orang yang mengelilinginya terdapat pujangga dari dunia Grik yang kesohor namanya. Disitu plato belajar kenal dengan ipar radja Dionysios yang masih muda bernama Dion, yang akhirnya menjadi sahabat karibnya. Diantara mereka berdua terdapat kata sepakat, supaya plato mempengaruhi Dionysios dengan ajaran filosofinya., agar supaya tercapai suatu perbaikan social. Seolah-olah datang baginya untuk melaksanakan teorinya tentang pemerintah yang baik dalam praktik. Sudah lama tertanam di dalam kalbunya, bahwa kesengsaraan di dunia tidak akan berakhir sebelum filosof menjadi raja atau raja-raja menjadi filosof. Tetapi ajaran plato yang dititik-beratkan kepada pengertian moral dalam segala perbuatan, lambat-laun menjemukan Dianysios. Pada tahun 367 S.M. setelah plato 20 tahun menetap dalam akademia, diterimanya undangan dan desakan dari Dion untuk datang ke sirakusa. Dianysios yang jahat sudah meninggal. Ia digantikan sebagai raja oleh anaknya dengan nama Dionysios II. Dion berharap supaya plato dapat mendidik dan mengajarkan kepada raja yang masih muda itu “pandangan filosofi tentang kewajiban pemerintah menurut pendapat plato ”. tertarik oleh cita-citanya untuk melaksanakan teori pemerintahannya di dalam praktik, plato berangkat ke sirakusa. Ia disambut oleh raja dengan gembira. Tetapi bagi raja itu, filosofi tidak begitu menarik. Akhirnya intrige, fitnah, dan hasutan merajalela dalam istana itu. akhirnya Dion dibenci oleh raja dan dibuang keluar Sisilia. Segala ikhtiar plato untuk membelanya tidak berhasil. Dia sendiri dengan bersusah payah baru dapat kembali ke Atena. Tetapi 6 tahun kemudian pada tahun 361 S.M. hati plato terpikat lagi untuk datang ketiga kalinya ke sirakusa. Raja Dionysios II dengan sahabatnya Dion dan berusaha, supaya dia boleh pulang kembali ke sirakusa. Tetapi maksudnya itu tidak berhasil. Dan harapannya untuk mencoba sekali lagi melaksanakan cita-citanya ten tang pemerintahan yang baik dalam praktik gagal sama sekali. Dengan kesabaran hati seorang filosof ia kembali ke Atena. Sejak itu ia memusatkan perhatiannya pada Akademi9a sebagai guru dan pengarang. Seorang filosof menulis ten tang dia szebai berikut : “plato pandai berbuat. Ia dapat belajar seperti solon dan mengajar seperti sokrates. Ia pandai mendidik pemuda yang ingin belajar dan dapat memikat hati dan perhatian sahabat-sahabat pada dirinya. Murid-muridnya begitu saying padanya seperti ia sayang kepada mereka. Dia itu bagi mereka adalah sahabat, guru dan penuntun”. Tatkala seorang muridnya merayakan pernikahannya, plato yang sudah berumur 80 tahun datang juga pada malam perjamuan itu. ia turut riang dan gembira setelah agak larut malam, ia mengundurkan diri kepada suatu sudut yang sepi dalam rumah itu. disana ia tertidur dan tidur untuk selama-lamanya dengan tiada bangkit lagi. Esok harinya seluruh Atena mengantarkannya ke kubur. Plato tidak pernah menikah dan tidak punya anak. Kemenakannya SPEUSIPPOS menggantikannya mengurus Akademia.
Pemikiran yang dicetuskan PLATO : Intisari dari pada filosofi plato ialah pendapatnya tentang idea. Itu adalah suatu ajaran yang sangat sulit memahamkannya. Salah satu sebab ialah bahwa pahamnya ten tang idea selalu berkembang. Bermula idea itu dikemukakan sebagai teori logika. Kemudian meluas menjadi pandangan hidup, menjadi dasar umum bagi ilmu dan politik social dan mencakup pandangan agama. Plato memisahkan kenyataan yang kelihatan dalam alam yang lahir, dimana berlaku pandangan Herakleitos, dan alam pengertian yang abstrak dimana berlaku pandangan Parmenides. Dalam bidang yang pertama yang ada hanya kiraan. Sebab kalau semuanya mengalir dengan tidak berhenti-hentinya, tiap barang bagi tiap orang pada setiap waktu hanya berupa seperti yang terbayang dimukanya. Maka manusia menjadi ukuran dari segalanya, seperti dikatakan oleh protagoras. Tetapi pengetahuan dapat memberikan apa yang tetap adanya, yaitu idea. Berlakunya idea itu tidak bergantung kepada pandangan dan pendapat orang banyak. Ia timbul semata-mata karena kecerdasan berfikir. Pengertian yang dicari engan pikiran ialah idea. Idea pada hakikatnay sudah ada, tinggal mencarinya saja. Pokok tinjauan filosofi plato ialah mencari pengetahuan ten tang pengetahuan. Ia bertolak dari ajaran gurunya sokrates yang mengatakan “budi ialah tahu”. Budi yang berdasarkan pengetahuan menghendaki suatu ajaran tentang pengetahuan sebagai dasar filosofi. Pertentangan antara pikiran dan pandangan menjadi ukuran bagi plato. Pengertian yang mengandung didalamnya pengetahuan dan budi, yang dicarinya bersama-sama dengan sokrates, pada hakekat dan asalnya berlainan sama sekali dari pemandangan. Sifatnya tidak diperoleh dari pengalaman. Pemandangan hanya alasan untuk menuju pengertian. Ia diperoleh atas usaha akal sendiri. Idea menurut paham plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk dari pada keadaan yang sebenarnya. Idea bukanlah suatu pikiran, melainkan suatu realita. Pendapat Parmenides tentang adanya yang satu kekal, dan tidak berubah-ubah. Tetapi yang baru dalam ajaran plato ialah pendapatnya ten tang suatu dunia yang tidak bertubuh. Filosofi grik sebelumnya dia tidak mengenal gambaran dunia dunia semacam itu. juga adanya dalam pikiran Parmenides, yang mengisi yang sepenuh-penuhnya, sehingga di sebelah adanya tidak ada lagi tempat yang kosong, masih merupakan sesuatu yang bertubuh.
Dunia yang bertubuh adalah dunia yang dapat diketahui dengan pandangan dan pengalaman. Dalam semua itu semuanya bergerak dan berubah senantiasa, tidak ada yang tetap dan kekal. Dari pandangan dan pengalaman saja tidak akan pernah tercapai pengetahuan pengertian. Berhadapan engan itu terdapat dunia yang tidak
bertubuh dari pada idea, yang
lebih tinggi tingkatnya dan yang menjadi obyek dari pengetahuan pengertian
apabila pengertian yang dituju itu memperoleh bentuknya yang tepat, ia tidak
berubah-ubah lagi dan bertempat didalam dunia idea. Idea itulah yang melahirkan
pengetahuan yang sebenarnya. Pada gambaran plato tentang dunia yang dua itu
terdapat tingkat yang mempertalikan buah pikiran filosofi yang lama. Ajaran
herakleitos ten tang semuanya mengalir dimana tak ada yang tak tetap dapat
ditampung dalam dunia plato yang bertubuh. Dunia yang kelihatan berisikan
badan-badan yang bertubuh. Dunia yang kelihatan berisikan badan-badan yang
bertubuh, yang menjadi obyek pemandangan dan pengalaman yang berjenis rupa dan
berubah senantiasa disebutnyadunia herakleitos yang selalu dalm kejadian.
Disitu didapati terus-meneris timbul dan hilang dengan tidak ada yang tetap.
Pikiran parmeides yang bersendi pada adanya satu dan tetap yang meniadakan yang
kelihatan banyak dan berubah-ubah dapat ditempatkan dalam dunia plato yang
tidak bertubuh, dunia idea. Dalam konsepsi plato dunia yang bertubuh dan dunia
yang tidak bertubuh terpisah sama sekali. Ini kelanjutan daripada pendapatnya
ten tang perbedaan antara pikiran dan pandangan. Pengetahuan dengan pengertian
hanya mengenal dunia yang ada dan tidak menjadi. Pandangan dan pengalaman
mengenal dunia yang selalu menjadi. Tetapi dunia yang bertubuh tidaklah
semata-mata berdiri sendiri. Ada
hubungannya dimana-mana dengan dunia yang tidak bertubuh, dunia idea, yang
memberikan makna dan tujuan kepada dunia yang lahir.
Menurur plato pengertian yang sebanyak itu menunjukkan banyaknya jenis idea. Terhadap tiga pengertian yang bersangkutan dengan barang, sifat, hubungan, ada idea yang bertepatan. Tetapi seluruh dunia idea itu merupakan satu kesatuan yang didalamnya terdapat pertingkatan derajat. Idea yang tertinggi ialah idea kebaikan, sebagai Tuhan yang membentuk dunia. Plato menyamakannya dengan matahari yang menyinari semuanya. Idea kebaikan tidak saja sebab timblnya tujuan pengetahuan dalam dunia yang lahir, tetapi juga sebab tumbuh dan kembang segala-galanya. Idea kebaikan dalah pokok. Karena dunia idea tersusun menurut sistem teleology “suatu susunan yang teratur tepat menurut tujuan yang sudah tertentu. Karena sinar yang memancar dari idea kebaikan, semuanya tertarik padanya dank arena itu ia jadi sebab tujuan dari segala-galanya. Dalam dunia yang asal ia sebab dari adanya daripengetahuan. Tetapi sebab itu pada hakekatnya tidak lain dari pada tujuan”. Dalam sistem hirarki itu dibawah idea kebaikan berada jiwa dunia yang tidak bertubuh masukke dunia dan menggerakkannya. Kemudian idea keindahan yang rapat sekali hubungannya dengan idea yang tertinggi. Ia adalah suatu bentuk yang terutama daripada bayangan yang baik dalam dunia yang nyata. Cahaya dari yang indah itulah yang menjadikan jiwa tajub dan rindu hendak kembali ke dunia yang asal. Yang indah menjadi penghubung yang bekerja kuat antara dunia yang tidak kelihatan dan dunia yang lahir. Jiwa yang indah yang menjelma dalam perbuatan menyelenggarakan adab, seni, dan ilmu, pendidikan dan usaha politik, akhirnya naik ke atas dalam bentuk indah dan murni, ketempat asalnya dalam dunia yang tidak bertubuh. Demikianlah seterusnya tersusun idea berturut-turut dalam urutan yang diliputi oleh kesatuan. Dalam ajaran plato tentang idea ada satu kosepsi yang ganjil rupanya, tetapi tetap duduknya, jika ditinjau dari caranya berpikir. Antara dunia yang bertubuh dan dunia yang tidak bertubuh dibentangkannya suatu daerah perpisahan yang netral. Daerah itu ialah daerah lukisan matematik : angka-angka dan bangunan ilmu ukur. Lukisan itu berbeda dengab dunia yang berubah-ubah dan sementara karena ia berlaku tetap untuk selama-lamanya. Sifatnya sama dengan idea. Ia berbeda dengan idea, karena bangunannya itu dapat dilihat dan berulang-ulang dilukiskan. Dalam hal ini ia serupa dengan barang-barang yang bertubuh. Lukisan matematik itu ada maknanya. Plato menggambarkan dengan itu suatu cara, bagaimana jiwa naik ke atas, dari dnia yang lahir kelihatan ke dunia idea. Yang tinggi-tinggi tidak dapat dicapai sekaligus dengan sekali lompat. Matematik adalah alat yang baik untuk meningkat berangsur-angsr dengan urutan yang tepat. Bimbingannya menuju dunia idea begitu baik menurut plato, sehingga diatas pintu masuk ke Akademia disuruhnya rekamkan kalimat : “orang yang tidak tahu matematik jangan masuk disini”.
Etik Plato : Pendapat plato seterusnya tentang etik bersendi ada ajarannya tentang idea. Dualisme dunia dalam teori pengetahuan diteruskannya ke dalam praktik hidup. Oleh karena kemauan seorang bergantung kepada pendapatnya, nilai kemauannya itu ditentukan pula oleh pendapat itu. dari pengetahuan yang sebenarnya yang dicapai dengan dialektik timbul budi yang lebih tinggi daripada yang dibawakan oleh pengetahuan dari pandangan. Jadinya, menurut plato ada 2 macam budi. Pertama, budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak. Sikap hidup yang dipakai tidak terbit dari keyakinan, melainkan disesuaikan kepada moral orang banyak dalam hidup sehari-hari. Negara Ideal : Pandangan plato tentang negara dan luasnya masih terpaut pada masanya. Ia lebih memandang kebelakang dari pada kemuka. Negara Grik di masa itu ialah kota. Jumlah penduduknya tidak lebih daripada dua atau tiga ribu jiwa. Penduduk kota ialah orang-orang merdeka, yang mempunyai milik tanah terletak diluar kota yang dikerjakan oleh budak-budaknya. Diantara mereka terdapat saudagar, tukang, pandai seni dan pejabat negara. Menurut kebiasaan di waktu itu pekerjaan yang kasar dikerjakan oleh budak belian. Mereka itu tidak dianggap sebagai penduduk sebab tidak merdeka. Plato berpemdapat bahwa dalam tiap-tiap negara segala golongan dan segala orang-orang seorang adalah alat semata-mata untuk kesejahteraan semuanya. Kesejahteraan semua itulah yang menjadi tujuan yang sebenarnya. Dan itu pulalah yang menentukan nilai pembagian pekerjaan. Dalam negara yang ideal itu glongan pengusaha menghasilkan, tetapi tidak memerintah. Golongan penjaga melindungi, tetapi tidak memerintah. Golongan cerdik pandai, diberi makan dan dilindungi, dan mereka memerintah. Ketiga macam budi yang dimiliki oleh masing-masinggolongan, yaitu bijaksana, berani dan menguasai diri dapat menyelenggarakan dengan kerjasama budi keempat bagi masyarakat, yaitu keadilan. Sumbangan bagi Perkembangan Logika : Pertama, karangan-karangan yang ditulisnya dalam masa mudanya yaitu waktu sokrates masih hidup sampai tak lama sesudah ia meninggal. Buku-buku yang di tulisnya pada masa itu adalah Apologie, Kriton, Ion, Protagoras, Laches, Politeia Buku I, Lysis, Charmides dan Euthyphron. Dalam seluruh dialog itu plato berpegang pada pendirian gurunya sokrates. Dalam buku-buku itu tidak terdapat buah pikiran plato yang timbul kemudian yang menjadi corak filosofinya., yaitu ajaran tentang idea. Cita-cita yang dikemukakan dalam tulisannya di masa itu ialah pembentukan pengertian dalam daerah etik. Kedua, buah tangan yang ditulisnya dalm masa yang terkenal sebagai “masa peralihan”. Masa itu disebut juga masa Megara, yaitu waktu plato tinggal sementar disitu. Dialog-dialog yang diduga ditulisnya dalam masa itu ialah Gorgias, Kratylos, Menon, Hippias dan beberapa lainnya. Perkembangan pikiran plato keluar garis sokrates. Pada vajaran sokrates, yang mencari pengertian disambungkan pendapat filosofi sebelumnya terutama pendirian orfisisme dan Pythagoras. Dalam beberapa dialog tergambar pendapat plato ten tang hidup sebelum lahir ke dunia dan tentang jiwa yang hidup selama-lamanya. Disini terdapat permulaan pikirannya ke jurusan idea, yang kemudian menjadi pusat pandangan filosofinya. Ketiga, buah tangan yang disiapkannya di masa matangnya. Tulisannya yang terkenal dari waktu itu dan kesohor sepanjang masa ialah Phaidros, Symposion, Phaidon dan Politeia Buku II-X. ajaran tentang idea menjadi pokok pikiran plato dan menjadi dasar bagi teori pengetahuan, metafisika, fisika, psikologi, etik, politik, dan estetika. Terutama dalam Phaidros menjadi perkembangan pikiran yang terang. Berdasarkan pandangan agama yang terpengaruh oleh ajaran orfisme dan phytagoras, ia menggambarkan sifat dan nasib jiwa manusia. Dalam bukunya politea (republik) yang diciptakannya dari masa ke masa tergambar perkembangan filosofinya dari mencari penetapan ten tang pengertian sampai pad memahamkan keadaan dalam dunia yang lahir dari jurusan idea yang kekal. Keempat, buah tangan yang ditulis pada hari tuanay. Dialog-dialog yang dikarangnya pada masa itu sering disebut Theaitetos, Parmenides, Sophistos, Politicos, Philibos, Timaios, Kritias, dan Nomoi. Tetapi ada ahli-ahli yang menyaksikan keaslian dari beberapa dialog itu. apakah dialog no.2,3,4 dan 5 dalam urutan ini benar-benar ditulis oleh plato?. Mungkin dialog-dialog itu dikarang oleh murid-muridnya berdasarkan uraian dan pelajaran yang diberikannya. Ada suatu perubahan yang nyata dalam uraiannya pada masa itu. idea, yang biasanya meliputi seluruhnya, terletak sedikit kebelakang. Kedudukan logika lebih terkemuka. Perhatian kepada keadaan yang lahir dan kejadian dalam sejarah bertambah besar. Untuk memahamkan isi Timaios seluruhnya orang harus mempunyai pengetahuan lebih dahulu ten tang ilmu-ilmu special, terutama ilmu alam dan ilmu kesehatan. Dengan uraian yang terbentang dalam dialog itu plato membawa pembacanya ke daerah kosmologi dan filosofi alam. Dialog itu menunjukkan bahwa plato bukan saja seorang filosof yang menguasai seluruh filosofi Grik sebelumnya, tetapi juga mempelajari berbagai ilmu special yang diketahui pada masanya. Dalam pikirannya semua itu tersusun kea rah satu tujuan.. Timaios boleh dikatakan suatu ajaran teologi tentang lahirnya dunia dan pemerintahan dunia. Paham plato ten tang pembentukan dunia ini berdasar pada pendapat Empedokles, bahwa ala mini tersusun dari empat anasir yang asal, yaitu api, udara, air, dan tanah. Tetapi ten tang proses pembangunan seterusnya berlanan pendapatnya. Menurut platop Tuhan sebagai pembangun alam menyusur anasir yang empat itu dalam berbagai bentuk menjadi satu kesatuan. Kedalam bentuk yang satu itu Tuhan memasaukjkan jiwa dunia yang akan menguasai dunia ini. Oleh karena itu pembangunan dunia sekaligus menentukan sikap hidup manusia dalam dunia ini.
Menurur plato pengertian yang sebanyak itu menunjukkan banyaknya jenis idea. Terhadap tiga pengertian yang bersangkutan dengan barang, sifat, hubungan, ada idea yang bertepatan. Tetapi seluruh dunia idea itu merupakan satu kesatuan yang didalamnya terdapat pertingkatan derajat. Idea yang tertinggi ialah idea kebaikan, sebagai Tuhan yang membentuk dunia. Plato menyamakannya dengan matahari yang menyinari semuanya. Idea kebaikan tidak saja sebab timblnya tujuan pengetahuan dalam dunia yang lahir, tetapi juga sebab tumbuh dan kembang segala-galanya. Idea kebaikan dalah pokok. Karena dunia idea tersusun menurut sistem teleology “suatu susunan yang teratur tepat menurut tujuan yang sudah tertentu. Karena sinar yang memancar dari idea kebaikan, semuanya tertarik padanya dank arena itu ia jadi sebab tujuan dari segala-galanya. Dalam dunia yang asal ia sebab dari adanya daripengetahuan. Tetapi sebab itu pada hakekatnya tidak lain dari pada tujuan”. Dalam sistem hirarki itu dibawah idea kebaikan berada jiwa dunia yang tidak bertubuh masukke dunia dan menggerakkannya. Kemudian idea keindahan yang rapat sekali hubungannya dengan idea yang tertinggi. Ia adalah suatu bentuk yang terutama daripada bayangan yang baik dalam dunia yang nyata. Cahaya dari yang indah itulah yang menjadikan jiwa tajub dan rindu hendak kembali ke dunia yang asal. Yang indah menjadi penghubung yang bekerja kuat antara dunia yang tidak kelihatan dan dunia yang lahir. Jiwa yang indah yang menjelma dalam perbuatan menyelenggarakan adab, seni, dan ilmu, pendidikan dan usaha politik, akhirnya naik ke atas dalam bentuk indah dan murni, ketempat asalnya dalam dunia yang tidak bertubuh. Demikianlah seterusnya tersusun idea berturut-turut dalam urutan yang diliputi oleh kesatuan. Dalam ajaran plato tentang idea ada satu kosepsi yang ganjil rupanya, tetapi tetap duduknya, jika ditinjau dari caranya berpikir. Antara dunia yang bertubuh dan dunia yang tidak bertubuh dibentangkannya suatu daerah perpisahan yang netral. Daerah itu ialah daerah lukisan matematik : angka-angka dan bangunan ilmu ukur. Lukisan itu berbeda dengab dunia yang berubah-ubah dan sementara karena ia berlaku tetap untuk selama-lamanya. Sifatnya sama dengan idea. Ia berbeda dengan idea, karena bangunannya itu dapat dilihat dan berulang-ulang dilukiskan. Dalam hal ini ia serupa dengan barang-barang yang bertubuh. Lukisan matematik itu ada maknanya. Plato menggambarkan dengan itu suatu cara, bagaimana jiwa naik ke atas, dari dnia yang lahir kelihatan ke dunia idea. Yang tinggi-tinggi tidak dapat dicapai sekaligus dengan sekali lompat. Matematik adalah alat yang baik untuk meningkat berangsur-angsr dengan urutan yang tepat. Bimbingannya menuju dunia idea begitu baik menurut plato, sehingga diatas pintu masuk ke Akademia disuruhnya rekamkan kalimat : “orang yang tidak tahu matematik jangan masuk disini”.
Etik Plato : Pendapat plato seterusnya tentang etik bersendi ada ajarannya tentang idea. Dualisme dunia dalam teori pengetahuan diteruskannya ke dalam praktik hidup. Oleh karena kemauan seorang bergantung kepada pendapatnya, nilai kemauannya itu ditentukan pula oleh pendapat itu. dari pengetahuan yang sebenarnya yang dicapai dengan dialektik timbul budi yang lebih tinggi daripada yang dibawakan oleh pengetahuan dari pandangan. Jadinya, menurut plato ada 2 macam budi. Pertama, budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak. Sikap hidup yang dipakai tidak terbit dari keyakinan, melainkan disesuaikan kepada moral orang banyak dalam hidup sehari-hari. Negara Ideal : Pandangan plato tentang negara dan luasnya masih terpaut pada masanya. Ia lebih memandang kebelakang dari pada kemuka. Negara Grik di masa itu ialah kota. Jumlah penduduknya tidak lebih daripada dua atau tiga ribu jiwa. Penduduk kota ialah orang-orang merdeka, yang mempunyai milik tanah terletak diluar kota yang dikerjakan oleh budak-budaknya. Diantara mereka terdapat saudagar, tukang, pandai seni dan pejabat negara. Menurut kebiasaan di waktu itu pekerjaan yang kasar dikerjakan oleh budak belian. Mereka itu tidak dianggap sebagai penduduk sebab tidak merdeka. Plato berpemdapat bahwa dalam tiap-tiap negara segala golongan dan segala orang-orang seorang adalah alat semata-mata untuk kesejahteraan semuanya. Kesejahteraan semua itulah yang menjadi tujuan yang sebenarnya. Dan itu pulalah yang menentukan nilai pembagian pekerjaan. Dalam negara yang ideal itu glongan pengusaha menghasilkan, tetapi tidak memerintah. Golongan penjaga melindungi, tetapi tidak memerintah. Golongan cerdik pandai, diberi makan dan dilindungi, dan mereka memerintah. Ketiga macam budi yang dimiliki oleh masing-masinggolongan, yaitu bijaksana, berani dan menguasai diri dapat menyelenggarakan dengan kerjasama budi keempat bagi masyarakat, yaitu keadilan. Sumbangan bagi Perkembangan Logika : Pertama, karangan-karangan yang ditulisnya dalam masa mudanya yaitu waktu sokrates masih hidup sampai tak lama sesudah ia meninggal. Buku-buku yang di tulisnya pada masa itu adalah Apologie, Kriton, Ion, Protagoras, Laches, Politeia Buku I, Lysis, Charmides dan Euthyphron. Dalam seluruh dialog itu plato berpegang pada pendirian gurunya sokrates. Dalam buku-buku itu tidak terdapat buah pikiran plato yang timbul kemudian yang menjadi corak filosofinya., yaitu ajaran tentang idea. Cita-cita yang dikemukakan dalam tulisannya di masa itu ialah pembentukan pengertian dalam daerah etik. Kedua, buah tangan yang ditulisnya dalm masa yang terkenal sebagai “masa peralihan”. Masa itu disebut juga masa Megara, yaitu waktu plato tinggal sementar disitu. Dialog-dialog yang diduga ditulisnya dalam masa itu ialah Gorgias, Kratylos, Menon, Hippias dan beberapa lainnya. Perkembangan pikiran plato keluar garis sokrates. Pada vajaran sokrates, yang mencari pengertian disambungkan pendapat filosofi sebelumnya terutama pendirian orfisisme dan Pythagoras. Dalam beberapa dialog tergambar pendapat plato ten tang hidup sebelum lahir ke dunia dan tentang jiwa yang hidup selama-lamanya. Disini terdapat permulaan pikirannya ke jurusan idea, yang kemudian menjadi pusat pandangan filosofinya. Ketiga, buah tangan yang disiapkannya di masa matangnya. Tulisannya yang terkenal dari waktu itu dan kesohor sepanjang masa ialah Phaidros, Symposion, Phaidon dan Politeia Buku II-X. ajaran tentang idea menjadi pokok pikiran plato dan menjadi dasar bagi teori pengetahuan, metafisika, fisika, psikologi, etik, politik, dan estetika. Terutama dalam Phaidros menjadi perkembangan pikiran yang terang. Berdasarkan pandangan agama yang terpengaruh oleh ajaran orfisme dan phytagoras, ia menggambarkan sifat dan nasib jiwa manusia. Dalam bukunya politea (republik) yang diciptakannya dari masa ke masa tergambar perkembangan filosofinya dari mencari penetapan ten tang pengertian sampai pad memahamkan keadaan dalam dunia yang lahir dari jurusan idea yang kekal. Keempat, buah tangan yang ditulis pada hari tuanay. Dialog-dialog yang dikarangnya pada masa itu sering disebut Theaitetos, Parmenides, Sophistos, Politicos, Philibos, Timaios, Kritias, dan Nomoi. Tetapi ada ahli-ahli yang menyaksikan keaslian dari beberapa dialog itu. apakah dialog no.2,3,4 dan 5 dalam urutan ini benar-benar ditulis oleh plato?. Mungkin dialog-dialog itu dikarang oleh murid-muridnya berdasarkan uraian dan pelajaran yang diberikannya. Ada suatu perubahan yang nyata dalam uraiannya pada masa itu. idea, yang biasanya meliputi seluruhnya, terletak sedikit kebelakang. Kedudukan logika lebih terkemuka. Perhatian kepada keadaan yang lahir dan kejadian dalam sejarah bertambah besar. Untuk memahamkan isi Timaios seluruhnya orang harus mempunyai pengetahuan lebih dahulu ten tang ilmu-ilmu special, terutama ilmu alam dan ilmu kesehatan. Dengan uraian yang terbentang dalam dialog itu plato membawa pembacanya ke daerah kosmologi dan filosofi alam. Dialog itu menunjukkan bahwa plato bukan saja seorang filosof yang menguasai seluruh filosofi Grik sebelumnya, tetapi juga mempelajari berbagai ilmu special yang diketahui pada masanya. Dalam pikirannya semua itu tersusun kea rah satu tujuan.. Timaios boleh dikatakan suatu ajaran teologi tentang lahirnya dunia dan pemerintahan dunia. Paham plato ten tang pembentukan dunia ini berdasar pada pendapat Empedokles, bahwa ala mini tersusun dari empat anasir yang asal, yaitu api, udara, air, dan tanah. Tetapi ten tang proses pembangunan seterusnya berlanan pendapatnya. Menurut platop Tuhan sebagai pembangun alam menyusur anasir yang empat itu dalam berbagai bentuk menjadi satu kesatuan. Kedalam bentuk yang satu itu Tuhan memasaukjkan jiwa dunia yang akan menguasai dunia ini. Oleh karena itu pembangunan dunia sekaligus menentukan sikap hidup manusia dalam dunia ini.
Aristoteles dikenal dunia sebagai salah satu filsuf terbesar
sepanjang sejarah. Berbagai tulisannya menjadi dasar pengembangan ilmu
filsafat, fisika, metafisika, politik, pemerintahan, dan pengetahuan alam. Dua
filsuf lainnya yang dianggap paling berpengaruh dalam khasanah pemikiran di
Eropa adalah Plato dan Socrates. Aristoteles juga murid yang menjadi salah satu tokoh berpengaruh
di muka bumi yaitu Alexander agung.
Aristoteles lahir di Stagira Chalcidice, Thracia, Yunani tahun 384 SM. Ia keturunan seorang ahli pengobatan dari Makedonia. Aristolteles bergelut dengan pemikiran dan pengetahuan sejak usia 17 tahun. Ia berguru dengan Plato yang dikemudian menjadi pengajar di Akademi Plato selama kurang lebih 20 tahun. Ketika muridnya (Alexander Agung) berkuasa di Makedonia, Aristoteles kembali ke Yunani dan mendirikan akademi yang diberi nama Lyceum. Setelah kekuasaan Alexander melemah dan akhirnya jatuh, Aristoteles hidup di pelarian untuk menghindari pembunuhan seperti dialami Socrates. Ia akhirnya meninggal dalam pengungsian tahun 322 SM.
Filsafat Aristoteles tertulis dalam enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang member sumbangan besar bagi perkembangan bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni. Di bidang ilmu alam, ia orang pertama yang mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya berkaitan dengan gerak. Ia menjelaskan semua benda bergerak menuju satu tujuan, Karena benda tidak dapat bergerak sendiri, maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan.
Logika Aristoteles lebih bersifat deduktif, yang sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari pengetahuan tentang logika formal.Namun dalam ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif. Sumbangan penting Aristoteles yang lain adalah silogisme yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari dua kebenaran yang telah ada. Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.
Aristoteles lahir di Stagira Chalcidice, Thracia, Yunani tahun 384 SM. Ia keturunan seorang ahli pengobatan dari Makedonia. Aristolteles bergelut dengan pemikiran dan pengetahuan sejak usia 17 tahun. Ia berguru dengan Plato yang dikemudian menjadi pengajar di Akademi Plato selama kurang lebih 20 tahun. Ketika muridnya (Alexander Agung) berkuasa di Makedonia, Aristoteles kembali ke Yunani dan mendirikan akademi yang diberi nama Lyceum. Setelah kekuasaan Alexander melemah dan akhirnya jatuh, Aristoteles hidup di pelarian untuk menghindari pembunuhan seperti dialami Socrates. Ia akhirnya meninggal dalam pengungsian tahun 322 SM.
Filsafat Aristoteles tertulis dalam enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang member sumbangan besar bagi perkembangan bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni. Di bidang ilmu alam, ia orang pertama yang mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya berkaitan dengan gerak. Ia menjelaskan semua benda bergerak menuju satu tujuan, Karena benda tidak dapat bergerak sendiri, maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan.
Logika Aristoteles lebih bersifat deduktif, yang sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari pengetahuan tentang logika formal.Namun dalam ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif. Sumbangan penting Aristoteles yang lain adalah silogisme yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari dua kebenaran yang telah ada. Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.
Pandangan Aristoteles tentang seni dituangkan dalam buku Poetike. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normative. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan dan bukti-bukti yang konkrit. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan.
Claudius
Ptolemaeus
Claudius
Ptolemaeus adalah seorang ahli geografi,
astronom,
dan astrolog yang hidup pada zaman Helenistik
di provinsi Romawi,
Aegyptus.
Ptolemaeus
adalah pengarang beberapa risalah ilmiah, tiga di antaranya kemudian memainkan
peranan penting dalam keilmuwan Islam
dan Eropa.
Yang pertama adalah risalah astronomi yang dikenal sebagai Almagest
Yang kedua adalah Geographia, yang
merupakan diskusi teliti mengenai pengetahuan geografi
Helenistik. Yang ketiga adalah risalah astrologi
dikenal sebagai Tetrabiblos
("Empat buku") dimana dia berusaha mengadaptasi astrologi horoskop ke filosofi
alam Aristotelian.
Ia juga melestarikan daftar raja-raja kuno, disebut "Kanon Ptolemaeus",
yang penting bagi penelitian sejarah Timur Tengah.
Claudius adalah nomen
(nama keluarga)
seorang Roma;
Ptolemaeus menyandang nama itu, sehingga menjadi bukti bahwa dia adalah seorang
warganegara Roma. Sesuai kebiasaan, Keluarga Ptolemy pertama yang menjadi
warganegara (entah itu dia atau nenek moyangnya) mengambil nama itu dari
seorang Roma yang bernama Claudius, sehingga membuatnya diberi status
kewarganegaraan. Jika orang Roma ini adalah kaisar, kewarganegaraan sudah akan
diberi di antara tahun 41 dan 68 M. (waktu Claudius,
lalu Nero,
menjabat kaisar). Astronom itu juga mempunyai praenomen (nama pertama),
yang tetap tak diketahui. Tetapi, kemungkinan Tiberius, karena praenomen
itu sangat umum di antara yang keluarga-keluarga yang diberi kewarganegaraan
oleh kaisar ini.
Ptolemaeus (Ptolemy)
adalah sebuah nama Yunani.
Muncul satu kali di mitologi Yunani, dalam bentuk Homeric. Cukup biasa
di antara golongan sol bagian atas Makedonia pada saat Alexander Agung,
dan ada beberapa di antara tentara Alexander, satu diantaranya pada tahun 323
S.M. menjadikan dirinya sendiri Raja Mesir: Ptolemy I Soter; semua raja setelah
dia, sampai Mesir menjadi provinsi Roma pada tahun 30 S.M., adalah juga dari
dinasti Ptolemaic. Hanya ada sedikit bukti tentang subyek asal-usul Ptolemy
(meskipun melihat di atas kewarganegaraan Roma keluarganya), tetapi kebanyakan
sarjana dan sejarawan mempertimbangkannya tak mungkin bahwa Ptolemeus
berhubungan dengan dinasti kerajaan Ptolemies.
Selain dianggap sebagai
seorang anggota masyarakat Yunani Alexandria, hanya sedikit rincian hidup
Ptolemaeus yang diketahui. Dia menulis dalam bahasa Yunani Kuno dan diketahui
sudah menggunakan data astronomis Babilonia. Seorang warganegara Roma, beberapa
sarjana menyimpulkan bahwa secara etnik, Ptolemeus adalah orang Yunani, dan
sarjana lainnya berpendapat bahwa dia secara etnik orang Mesir, meskipun
Hellenize Dia banyak dikenal dalam sumber bahasa Arab
yang muncul kemudian sebagai Upper Egyptian, diperkirakan dia mungkin
berasal dari Mesir
selatan. Astronom, ahli ilmu bumi, dan pakar fisika Arab
selanjutnya merujuk padanya menggunakan nama Arabnya Batlamyus.
IBNU SHINA
biografi
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina. Ia lahir pada tahun 980 M di Asfshana, suatu tempat dekat Bukhara. Orang tuanya adalah pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti Saman.Di Bukhara ia dibesarkan serta belajar falsafah kedokteran dan ilmu - ilmu agama Islam. Ketika usia sepuluh tahun ia telah banyak mempelajari ilmu agama Islam dan menghafal Al-Qur’an seluruhnya. Dari mutafalsir Abu Abdellah Natili, Ibnu Sina mendapat bimbingan mengenai ilmu logika yang elementer untuk mempelajari buku Isagoge dan Porphyry, Euclid dan Al-Magest-Ptolemus. Dan sesudah gurunya pindah ia mendalami ilmu agama dan metafisika, terutama dari ajaran Plato dan Arsitoteles yang murni dengan bantuan komentator - komentator dari pengarang yang otoriter dari Yunani yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Arab.
Dengan ketajaman otaknya ia banyak mempelajari filsafat dan cabang - cabangnya, kesungguhan yang cukup mengagumkan ini menunjukkan bahwa ketinggian otodidaknya, namun di suatu kali dia harus terpaku menunggu saat ia menyelami ilmu metafisika-nya Arisstoteles, kendati sudah 40 an kali membacanya. Baru setelah ia membaca Agradhu kitab ma waraet thabie’ah li li Aristho-nya Al-Farabi (870 - 950 M), semua persoalan mendapat jawaban dan penjelasan yang terang benderang, bagaikan dia mendapat kunci bagi segala simpanan ilmu metafisika. Maka dengan tulus ikhlas dia mengakui bahwa dia menjadi murid yang setia dari Al-Farabi
Sesudah itu ia mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya, seorang Masehi. Belum lagi usianya melebihi enam belas tahun, kemahirannya dalam ilmu kedokteran sudah dikenal orang, bahkan banyak orang yang berdatangan untuk berguru kepadanya. Ia tidak cukup dengan teori - teori kedokteran, tetapi juga melakukan praktek dan mengobati orang - orang sakit.Ia tidak pernah bosan atau gelisah dalam membaca buku - buku filsafat dan setiap kali menghadapi kesulitan, maka ia memohon kepada Tuhan untuk diberinya petunjuk, dan ternyata permohonannya itu tidak pernah dikecewakan. Sering - sering ia tertidur karena kepayahan membaca, maka didalam tidurnya itu dilihatnya pemecahan terhadap kesulitan - kesulitan yang dihadapinya.
Sewaktu berumur 17 tahun ia telah dikenal sebagai dokter dan atas panggilan Istana pernah mengobati pangeran Nuh Ibn Mansur sehingga pulih kembali kesehatannya. Sejak itu, Ibnu Sina mendapat sambutan baik sekali, dan dapat pula mengunjungi perpustakaan yang penuh dengan buku - buku yang sukar didapat, kemudian dibacanya dengan segala keasyikan. Karena sesuatu hal, perpustakaan tersebut terbakar, maka tuduhan orang ditimpakan kepadanya, bahwa ia sengaja membakarnya, agar orang lain tidak bisa lagi mengambil manfaat dari perpustakaan itu .Kemampuan Ibnu Sina dalam bidang filsafat dan kedokteran, kedua duanya sama beratnya. Dalam bidang kedokteran dia mempersembahkan Al-Qanun fit-Thibb-nya, dimana ilmu kedokteran modern mendapat pelajaran, sebab kitab ini selain lengkap, disusunnya secara sistematis.
Dalam bidang materia medeica, Ibnu Sina telah banyak menemukan bahan nabati baru Zanthoxyllum budrunga - dimana tumbuh - tumbuhan banayak membantu terhadap bebebrapa penyakit tertentu seperti radang selaput otak (miningitis).
Ibnu Sina pula sebagai orang pertama yang menemukan peredaran darah manusia, dimana enam ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Dia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makanannya lewat tali pusarnya.
Dia jugalah yang mula - mula mempraktekkan pembedahan penyakit - penyakit bengkak yang ganas, dan menjahitnya. Dan last but not list dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara - cara modern yang kini disebut psikoterapi.
Dibidang filsafat, Ibnu Sina dianggap sebagai imam para filosof di masanya, bahkan sebelum dan sesudahnya. Ibnu Sina otodidak dan genius orisinil yang bukan hanya dunia Islam menyanjungnya ia memang merupakan satu bintang gemerlapan memancarkan cahaya sendiri, yang bukan pinjaman sehingga Roger Bacon, filosof kenamaan dari Eropa Barat pada Abad Pertengahan menyatakan dalam Regacy of Islam-nya Alfred Gullaume; “Sebagian besar filsafat Aristoteles sedikitpun tak dapat memberi pengaruh di Barat, karena kitabnya tersembunyi entah dimana, dan sekiranya ada, sangat sukar sekali didapatnya dan sangat susah dipahami dan digemari orang karena peperangan - peperangan yang meraja lela di sebeleah Timur, sampai saatnya Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd dan juga pujangga Timur lain membuktikan kembali falsafah Aristoteles disertai dengan penerangan dan keterangan yang luas.”
Selain kepandaiannya sebagai flosof dan dokter, iapun penyair. Ilmu - ilmu pengetahuan seperti ilmu jiwa, kedokteran dan kimia ada yang ditulisnya dalam bentuk syair. Begitu pula didapati buku - buku yang dikarangnya untuk ilmu logika dengan syair.
Kebanyakan buku - bukunya telah disalin kedalam bahasa Latin. Ketika orang - orang Eropa diabad tengah, mulai mempergunakan buku - buku itu sebagai textbook, dipelbagai universitas. Oleh karena itu nama Ibnu Sina dalam abad pertengahan di Eropah sangat berpengaruh.
Dalam dunia Islam kitab - kitab Ibnu Sina terkenal, bukan saja karena kepadatan ilmunya, akan tetapi karena bahasanya yang baik dan caranya menulis sangat terang. Selain menulis dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga menulis dalam bahasa Persia. Buku - bukunya dalam bahasa Persia, telah diterbitkan di Teheran dalam tahun 1954.
Karya - karya Ibnu Sina yang ternama dalam lapangan Filsafat adalah As-Shifa, An-Najat dan Al Isyarat. An-Najat adalah resum dari kitab As-Shifa. Al-Isyarat, dikarangkannya kemudian, untuk ilmu tasawuf. Selain dari pada itu, ia banyak menulis karangan - karangan pendek yang dinamakan Maqallah. Kebanyakan maqallah ini ditulis ketika ia memperoleh inspirasi dalam sesuatu bentuk baru dan segera dikarangnya.
Sekalipun ia hidup dalam waktu penuh kegoncangan dan sering sibuk dengan soal negara, ia menulis sekitar dua ratus lima puluh karya. Diantaranya karya yang paling masyhur adalah “Qanun” yang merupakan ikhtisar pengobatan Islam dan diajarkan hingga kini di Timur. Buku ini dterjemahkan ke baasa Latin dan diajarkan berabad lamanya di Universita Barat. Karya keduanya adalah ensiklopedinya yang monumental “Kitab As-Syifa”. Karya ini merupakan titik puncak filsafat paripatetik dalam Islam.
Ibnu Sina dikenal di Barat dengan nama Avicena (Spanyol aven Sina) dan kemasyhurannya di dunia Barat sebagai dokter melampaui kemasyhuran sebagai Filosof, sehingga ia mereka beri gelar “the Prince of the Physicians”. Di dunia Islam ia dikenal dengan nama Al-Syaikh- al-Rais. Pemimpin utama (dari filosof - filosof).
Meskipun ia di akui sebagai seorang tokoh dalam keimanan, ibadah dan keilmuan, tetapi baginya minum – minuman keras itu boleh, selama tidak untuk memuaskan hawa nafsu. Minum – minuman keras dilarang karena bias menimbulkan permusuhan dan pertikaian, sedangkan apabila ia minum tidak demikian malah menajamkan pikiran.
Didalam al-Muniqdz min al-Dhalal, al-Ghazali bahwa Ibnu Sina pernah berjanji kepada Allah dalam salah satu wasiatnya, antara lain bahwa ia akan menghormati syari’at tidak melalaikan ibadah ruhani maupun jasmani dan tidak akan minum – minuman keras untuk memuaskan nafsu, melainkan demi kesehatan dan obta.
Kehidupan Ibnu Sina penuh dengan aktifitas -aktifitas kerja keras. Waktunya dihabiskan untuk urusan negara dan menulis, sehingga ia mempunyai sakit maag yang tidak dapat terobati. Di usia 58 tahun (428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan dikuburkan di Hamazan.
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina. Ia lahir pada tahun 980 M di Asfshana, suatu tempat dekat Bukhara. Orang tuanya adalah pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti Saman.Di Bukhara ia dibesarkan serta belajar falsafah kedokteran dan ilmu - ilmu agama Islam. Ketika usia sepuluh tahun ia telah banyak mempelajari ilmu agama Islam dan menghafal Al-Qur’an seluruhnya. Dari mutafalsir Abu Abdellah Natili, Ibnu Sina mendapat bimbingan mengenai ilmu logika yang elementer untuk mempelajari buku Isagoge dan Porphyry, Euclid dan Al-Magest-Ptolemus. Dan sesudah gurunya pindah ia mendalami ilmu agama dan metafisika, terutama dari ajaran Plato dan Arsitoteles yang murni dengan bantuan komentator - komentator dari pengarang yang otoriter dari Yunani yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Arab.
Dengan ketajaman otaknya ia banyak mempelajari filsafat dan cabang - cabangnya, kesungguhan yang cukup mengagumkan ini menunjukkan bahwa ketinggian otodidaknya, namun di suatu kali dia harus terpaku menunggu saat ia menyelami ilmu metafisika-nya Arisstoteles, kendati sudah 40 an kali membacanya. Baru setelah ia membaca Agradhu kitab ma waraet thabie’ah li li Aristho-nya Al-Farabi (870 - 950 M), semua persoalan mendapat jawaban dan penjelasan yang terang benderang, bagaikan dia mendapat kunci bagi segala simpanan ilmu metafisika. Maka dengan tulus ikhlas dia mengakui bahwa dia menjadi murid yang setia dari Al-Farabi
Sesudah itu ia mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya, seorang Masehi. Belum lagi usianya melebihi enam belas tahun, kemahirannya dalam ilmu kedokteran sudah dikenal orang, bahkan banyak orang yang berdatangan untuk berguru kepadanya. Ia tidak cukup dengan teori - teori kedokteran, tetapi juga melakukan praktek dan mengobati orang - orang sakit.Ia tidak pernah bosan atau gelisah dalam membaca buku - buku filsafat dan setiap kali menghadapi kesulitan, maka ia memohon kepada Tuhan untuk diberinya petunjuk, dan ternyata permohonannya itu tidak pernah dikecewakan. Sering - sering ia tertidur karena kepayahan membaca, maka didalam tidurnya itu dilihatnya pemecahan terhadap kesulitan - kesulitan yang dihadapinya.
Sewaktu berumur 17 tahun ia telah dikenal sebagai dokter dan atas panggilan Istana pernah mengobati pangeran Nuh Ibn Mansur sehingga pulih kembali kesehatannya. Sejak itu, Ibnu Sina mendapat sambutan baik sekali, dan dapat pula mengunjungi perpustakaan yang penuh dengan buku - buku yang sukar didapat, kemudian dibacanya dengan segala keasyikan. Karena sesuatu hal, perpustakaan tersebut terbakar, maka tuduhan orang ditimpakan kepadanya, bahwa ia sengaja membakarnya, agar orang lain tidak bisa lagi mengambil manfaat dari perpustakaan itu .Kemampuan Ibnu Sina dalam bidang filsafat dan kedokteran, kedua duanya sama beratnya. Dalam bidang kedokteran dia mempersembahkan Al-Qanun fit-Thibb-nya, dimana ilmu kedokteran modern mendapat pelajaran, sebab kitab ini selain lengkap, disusunnya secara sistematis.
Dalam bidang materia medeica, Ibnu Sina telah banyak menemukan bahan nabati baru Zanthoxyllum budrunga - dimana tumbuh - tumbuhan banayak membantu terhadap bebebrapa penyakit tertentu seperti radang selaput otak (miningitis).
Ibnu Sina pula sebagai orang pertama yang menemukan peredaran darah manusia, dimana enam ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Dia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makanannya lewat tali pusarnya.
Dia jugalah yang mula - mula mempraktekkan pembedahan penyakit - penyakit bengkak yang ganas, dan menjahitnya. Dan last but not list dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara - cara modern yang kini disebut psikoterapi.
Dibidang filsafat, Ibnu Sina dianggap sebagai imam para filosof di masanya, bahkan sebelum dan sesudahnya. Ibnu Sina otodidak dan genius orisinil yang bukan hanya dunia Islam menyanjungnya ia memang merupakan satu bintang gemerlapan memancarkan cahaya sendiri, yang bukan pinjaman sehingga Roger Bacon, filosof kenamaan dari Eropa Barat pada Abad Pertengahan menyatakan dalam Regacy of Islam-nya Alfred Gullaume; “Sebagian besar filsafat Aristoteles sedikitpun tak dapat memberi pengaruh di Barat, karena kitabnya tersembunyi entah dimana, dan sekiranya ada, sangat sukar sekali didapatnya dan sangat susah dipahami dan digemari orang karena peperangan - peperangan yang meraja lela di sebeleah Timur, sampai saatnya Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd dan juga pujangga Timur lain membuktikan kembali falsafah Aristoteles disertai dengan penerangan dan keterangan yang luas.”
Selain kepandaiannya sebagai flosof dan dokter, iapun penyair. Ilmu - ilmu pengetahuan seperti ilmu jiwa, kedokteran dan kimia ada yang ditulisnya dalam bentuk syair. Begitu pula didapati buku - buku yang dikarangnya untuk ilmu logika dengan syair.
Kebanyakan buku - bukunya telah disalin kedalam bahasa Latin. Ketika orang - orang Eropa diabad tengah, mulai mempergunakan buku - buku itu sebagai textbook, dipelbagai universitas. Oleh karena itu nama Ibnu Sina dalam abad pertengahan di Eropah sangat berpengaruh.
Dalam dunia Islam kitab - kitab Ibnu Sina terkenal, bukan saja karena kepadatan ilmunya, akan tetapi karena bahasanya yang baik dan caranya menulis sangat terang. Selain menulis dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga menulis dalam bahasa Persia. Buku - bukunya dalam bahasa Persia, telah diterbitkan di Teheran dalam tahun 1954.
Karya - karya Ibnu Sina yang ternama dalam lapangan Filsafat adalah As-Shifa, An-Najat dan Al Isyarat. An-Najat adalah resum dari kitab As-Shifa. Al-Isyarat, dikarangkannya kemudian, untuk ilmu tasawuf. Selain dari pada itu, ia banyak menulis karangan - karangan pendek yang dinamakan Maqallah. Kebanyakan maqallah ini ditulis ketika ia memperoleh inspirasi dalam sesuatu bentuk baru dan segera dikarangnya.
Sekalipun ia hidup dalam waktu penuh kegoncangan dan sering sibuk dengan soal negara, ia menulis sekitar dua ratus lima puluh karya. Diantaranya karya yang paling masyhur adalah “Qanun” yang merupakan ikhtisar pengobatan Islam dan diajarkan hingga kini di Timur. Buku ini dterjemahkan ke baasa Latin dan diajarkan berabad lamanya di Universita Barat. Karya keduanya adalah ensiklopedinya yang monumental “Kitab As-Syifa”. Karya ini merupakan titik puncak filsafat paripatetik dalam Islam.
Ibnu Sina dikenal di Barat dengan nama Avicena (Spanyol aven Sina) dan kemasyhurannya di dunia Barat sebagai dokter melampaui kemasyhuran sebagai Filosof, sehingga ia mereka beri gelar “the Prince of the Physicians”. Di dunia Islam ia dikenal dengan nama Al-Syaikh- al-Rais. Pemimpin utama (dari filosof - filosof).
Meskipun ia di akui sebagai seorang tokoh dalam keimanan, ibadah dan keilmuan, tetapi baginya minum – minuman keras itu boleh, selama tidak untuk memuaskan hawa nafsu. Minum – minuman keras dilarang karena bias menimbulkan permusuhan dan pertikaian, sedangkan apabila ia minum tidak demikian malah menajamkan pikiran.
Didalam al-Muniqdz min al-Dhalal, al-Ghazali bahwa Ibnu Sina pernah berjanji kepada Allah dalam salah satu wasiatnya, antara lain bahwa ia akan menghormati syari’at tidak melalaikan ibadah ruhani maupun jasmani dan tidak akan minum – minuman keras untuk memuaskan nafsu, melainkan demi kesehatan dan obta.
Kehidupan Ibnu Sina penuh dengan aktifitas -aktifitas kerja keras. Waktunya dihabiskan untuk urusan negara dan menulis, sehingga ia mempunyai sakit maag yang tidak dapat terobati. Di usia 58 tahun (428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan dikuburkan di Hamazan.
Ibnu
Khaldun
Nama lengkapnya adalah Waliuddin Abdurrahman bin
Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin al-Hasan yang kemudian masyhur
dengan sebutan Ibnu Khaldun. lahir di Tunisia pada 1 Ramadan 732 H./27
Mei 1332 M. adalah dikenal sebagai sejarawan dan bapak sosiologi Islam yang
hafal Alquran sejak usia dini. Sebagai ahli politik Islam, ia pun dikenal
sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi
yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam Smith
(1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya.
Bahkan ketika memasuki usia remaja, tulisan-tulisannya sudah menyebar ke
mana-mana.
Tulisan-tulisan dan pemikiran Ibnu Khaldun terlahir karena studinya yang sangat dalam, pengamatan terhadap berbagai masyarakat yang dikenalnya dengan ilmu dan pengetahuan yang luas, serta ia hidup di tengah-tengah mereka dalam pengembaraannya yang luas pula.
Selain itu dalam tugas-tugas yang diembannya penuh dengan berbagai peristiwa, baik suka dan duka. Ia pun pernah menduduki jabatan penting di Fes,
Granada, dan Afrika Utara serta pernah menjadi guru besar di Universitas al-Azhar, Kairo yang dibangun oleh dinasti Fathimiyyah. Dari sinilah ia melahirkan karya-karya yang monumental hingga saat ini. Nama dan karyanya harum dan dikenal di berbagai penjuru dunia. Panjang sekali jika kita berbicara tentang biografi Ibnu Khaldun, namun ada tiga periode yang bisa kita ingat kembali dalam perjalan hidup beliau. Periode pertama, masa dimana Ibnu Khaldun menuntut berbagai bidang ilmu pengetahuan. Yakni, ia belajar Alquran, tafsir, hadis, usul fikih, tauhid, fikih madzhab Maliki, ilmu nahwu dan sharaf, ilmu balaghah, fisika dan matematika.
Dalam semua bidang studinya mendapatkan nilai yang sangat memuaskan dari para gurunya. Namun studinya terhenti karena penyakit pes telah melanda selatan Afrika pada tahun 749 H. yang merenggut ribuan nyawa. Ayahnya dan sebagian besar gurunya meninggal dunia. Ia pun berhijrah ke Maroko selanjutnya ke Mesir; Periode kedua, ia terjun dalam dunia politik dan sempat menjabat berbagai posisi penting kenegaraan seperti qadhi al-qudhat (Hakim Tertinggi). Namun, akibat fitnah dari lawan-lawan politiknya, Ibnu Khaldun sempat juga dijebloskan ke dalam penjara.
SETELAH keluar dari penjara, dimulailah periode ketiga kehidupan Ibnu Khaldun, yaitu berkonsentrasi pada bidang penelitian dan penulisan, ia pun melengkapi dan merevisi catatan-catatannya yang telah lama dibuatnya. Seperti kitab al-’ibar (tujuh jilid) yang telah ia revisi dan ditambahnya bab-bab baru di dalamnya, nama kitab ini pun menjadi Kitab al-’Ibar wa Diwanul Mubtada’ awil Khabar fi Ayyamil ‘Arab wal ‘Ajam wal Barbar wa Man ‘Asharahum min Dzawis Sulthan al-Akbar.
Kitab al-i’bar ini pernah diterjemahkan dan diterbitkan oleh De Slane pada tahun 1863, dengan judul Les Prolegomenes d’Ibn Khaldoun. Namun pengaruhnya baru terlihat setelah 27 tahun kemudian. Tepatnya pada tahun 1890, yakni saat pendapat-pendapat Ibnu Khaldun dikaji dan diadaptasi oleh sosiolog-sosiolog German dan
Austria yang memberikan pencerahan bagi para sosiolog modern.
Karya-karya lain Ibnu Khaldun yang bernilai sangat tinggi diantaranya, at-Ta’riif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya); Muqaddimah (pendahuluan atas kitabu al-’ibar yang bercorak sosiologis-historis, dan filosofis); Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (sebuah kitab tentang permasalahan dan pendapat-pendapat teologi, yang merupakan ringkasan dari kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al-Muta’akh-khiriin karya Imam Fakhruddin ar-Razi).
DR. Bryan S. Turner, guru besar sosiologi di Universitas of
Aberdeen, Scotland dalam artikelnya “The Islamic Review & Arabic Affairs” di tahun 1970-an mengomentari tentang karya-karya Ibnu Khaldun. Ia menyatakan, “Tulisan-tulisan sosial dan sejarah dari Ibnu Khaldun hanya
satu-satunya dari tradisi intelektual yang diterima dan diakui di dunia Barat,
terutama ahli-ahli sosiologi dalam bahasa Inggris (yang menulis karya-karyanya
dalam bahasa Inggris).” Salah satu tulisan yang sangat menonjol dan populer
adalah muqaddimah (pendahuluan) yang merupakan buku terpenting tentang ilmu
sosial dan masih terus dikaji hingga saat ini.
Bahkan buku ini telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Di sini Ibnu Khaldun menganalisis apa yang disebut dengan ‘gejala-gejala sosial’ dengan metoda-metodanya yang masuk akal yang dapat kita lihat bahwa ia menguasai dan memahami akan gejala-gejala sosial tersebut. Pada bab ke dua dan ke tiga, ia berbicara tentang gejala-gejala yang membedakan antara masyarakat primitif dengan masyarakat moderen dan bagaimana sistem pemerintahan dan urusan politik di masyarakat.
Bab ke dua dan ke empat berbicara tentang gejala-gejala yang berkaitan dengan cara berkumpulnya manusia serta menerangkan pengaruh faktor-faktor dan lingkungan geografis terhadap gejala-gejala ini. Bab ke empat dan ke
lima, menerangkan tentang ekonomi dalam individu, bermasyarakat maupun negara. Sedangkan bab ke enam berbicara tentang paedagogik, ilmu dan pengetahuan serta alat-alatnya. Sungguh mengagumkan sekali sebuah karya di abad ke-14 dengan lengkap menerangkan hal ihwal sosiologi, sejarah, ekonomi, ilmu dan pengetahuan. Ia telah menjelaskan terbentuk dan lenyapnya negara-negara dengan teori sejarah.
Ibnu Khaldun sangat meyakini sekali, bahwa pada dasarnya negera-negara berdiri bergantung pada generasi pertama (pendiri negara) yang memiliki tekad dan kekuatan untuk mendirikan negara. Lalu, disusul oleh generasi ke dua yang menikmati kestabilan dan kemakmuran yang ditinggalkan generasi pertama. Kemudian, akan datang generasi ke tiga yang tumbuh menuju ketenangan, kesenangan, dan terbujuk oleh materi sehingga sedikit demi sedikit bangunan-bangunan spiritual melemah dan negara itu pun hancur, baik akibat kelemahan internal maupun karena serangan musuh-musuh yang kuat dari luar yang selalu mengawasi kelemahannya.
ADA beberapa catatan penting dari sini yang dapat kita ambil bahan pelajaran. Bahwa Ibnu Khaldun menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan tidak meremehkan akan sebuah sejarah. Ia adalah seorang peneliti yang tak kenal lelah dengan dasar ilmu dan pengetahuan yang luas. Ia selalu memperhatikan akan komunitas-komunitas masyarakat. Selain seorang pejabat penting, ia pun seorang penulis yang produktif. Ia menghargai akan tulisan-tulisannya yang telah ia buat. Bahkan ketidaksempurnaan dalam tulisannya ia lengkapi dan perbaharui dengan memerlukan waktu dan kesabaran. Sehingga karyanya benar-benar berkualitas, yang di adaptasi oleh situasi dan kondisi.
Karena pemikiran-pemikirannya yang briliyan Ibnu Khaldun dipandang sebagai peletak dasar ilmu-ilmu sosial dan politik Islam. Dasar pendidikan Alquran yang diterapkan oleh ayahnya menjadikan Ibnu Khaldun mengerti tentang Islam, dan giat mencari ilmu selain ilmu-ilmu keislaman. Sebagai Muslim dan hafidz Alquran, ia menjunjung tinggi akan kehebatan Alquran. Sebagaimana dikatakan olehnya, “Ketahuilah bahwa pendidikan Alquran termasuk syiar agama yang diterima oleh umat Islam di seluruh dunia Islam. Oleh kerena itu pendidikan Alquran dapat meresap ke dalam hati dan memperkuat iman. Dan pengajaran Alquran pun patut diutamakan sebelum mengembangkan ilmu-ilmu yang lain.”
Jadi, nilai-nilai spiritual sangat di utamakan sekali dalam kajiannya, disamping mengkaji ilmu-ilmu lainnya. Kehancuran suatu negara, masyarakat, atau pun secara individu dapat disebabkan oleh lemahnya nilai-nilai spritual. Pendidikan agama sangatlah penting sekali sebagai dasar untuk menjadikan insan yang beriman dan bertakwa untuk kemaslahatan umat. Itulah kunci keberhasilan
Ibnu Khaldun, ia wafat di Kairo Mesir pada saat bulan suci Ramadan tepatnya pada tanggal 25 Ramadan 808 H./19 Maret 1406 M.***
Referensi :
- http://jacksite.wordpress.com/2007/04/17/biografi-ibnu-khaldun/
Bahkan buku ini telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Di sini Ibnu Khaldun menganalisis apa yang disebut dengan ‘gejala-gejala sosial’ dengan metoda-metodanya yang masuk akal yang dapat kita lihat bahwa ia menguasai dan memahami akan gejala-gejala sosial tersebut. Pada bab ke dua dan ke tiga, ia berbicara tentang gejala-gejala yang membedakan antara masyarakat primitif dengan masyarakat moderen dan bagaimana sistem pemerintahan dan urusan politik di masyarakat.
Bab ke dua dan ke empat berbicara tentang gejala-gejala yang berkaitan dengan cara berkumpulnya manusia serta menerangkan pengaruh faktor-faktor dan lingkungan geografis terhadap gejala-gejala ini. Bab ke empat dan ke
lima, menerangkan tentang ekonomi dalam individu, bermasyarakat maupun negara. Sedangkan bab ke enam berbicara tentang paedagogik, ilmu dan pengetahuan serta alat-alatnya. Sungguh mengagumkan sekali sebuah karya di abad ke-14 dengan lengkap menerangkan hal ihwal sosiologi, sejarah, ekonomi, ilmu dan pengetahuan. Ia telah menjelaskan terbentuk dan lenyapnya negara-negara dengan teori sejarah.
Ibnu Khaldun sangat meyakini sekali, bahwa pada dasarnya negera-negara berdiri bergantung pada generasi pertama (pendiri negara) yang memiliki tekad dan kekuatan untuk mendirikan negara. Lalu, disusul oleh generasi ke dua yang menikmati kestabilan dan kemakmuran yang ditinggalkan generasi pertama. Kemudian, akan datang generasi ke tiga yang tumbuh menuju ketenangan, kesenangan, dan terbujuk oleh materi sehingga sedikit demi sedikit bangunan-bangunan spiritual melemah dan negara itu pun hancur, baik akibat kelemahan internal maupun karena serangan musuh-musuh yang kuat dari luar yang selalu mengawasi kelemahannya.
ADA beberapa catatan penting dari sini yang dapat kita ambil bahan pelajaran. Bahwa Ibnu Khaldun menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan tidak meremehkan akan sebuah sejarah. Ia adalah seorang peneliti yang tak kenal lelah dengan dasar ilmu dan pengetahuan yang luas. Ia selalu memperhatikan akan komunitas-komunitas masyarakat. Selain seorang pejabat penting, ia pun seorang penulis yang produktif. Ia menghargai akan tulisan-tulisannya yang telah ia buat. Bahkan ketidaksempurnaan dalam tulisannya ia lengkapi dan perbaharui dengan memerlukan waktu dan kesabaran. Sehingga karyanya benar-benar berkualitas, yang di adaptasi oleh situasi dan kondisi.
Karena pemikiran-pemikirannya yang briliyan Ibnu Khaldun dipandang sebagai peletak dasar ilmu-ilmu sosial dan politik Islam. Dasar pendidikan Alquran yang diterapkan oleh ayahnya menjadikan Ibnu Khaldun mengerti tentang Islam, dan giat mencari ilmu selain ilmu-ilmu keislaman. Sebagai Muslim dan hafidz Alquran, ia menjunjung tinggi akan kehebatan Alquran. Sebagaimana dikatakan olehnya, “Ketahuilah bahwa pendidikan Alquran termasuk syiar agama yang diterima oleh umat Islam di seluruh dunia Islam. Oleh kerena itu pendidikan Alquran dapat meresap ke dalam hati dan memperkuat iman. Dan pengajaran Alquran pun patut diutamakan sebelum mengembangkan ilmu-ilmu yang lain.”
Jadi, nilai-nilai spiritual sangat di utamakan sekali dalam kajiannya, disamping mengkaji ilmu-ilmu lainnya. Kehancuran suatu negara, masyarakat, atau pun secara individu dapat disebabkan oleh lemahnya nilai-nilai spritual. Pendidikan agama sangatlah penting sekali sebagai dasar untuk menjadikan insan yang beriman dan bertakwa untuk kemaslahatan umat. Itulah kunci keberhasilan
Ibnu Khaldun, ia wafat di Kairo Mesir pada saat bulan suci Ramadan tepatnya pada tanggal 25 Ramadan 808 H./19 Maret 1406 M.***
Referensi :
- http://jacksite.wordpress.com/2007/04/17/biografi-ibnu-khaldun/
Biografi Al Razi (865-925) - Sang Kimiawan
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi atau
dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup
antara tahun 864 – 930. Beliau lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan
wafat pada tahun 313 H/925. Di awal kehidupannya, al-Razi begitu tertarik dalam
bidang seni musik. Namun al-Razi juga tertarik dengan banyak ilmu pengetahuan
lainnya sehingga kebanyakan masa hidupnya dihabiskan untuk mengkaji ilmu-ilmu
seperti kimia, filsafat, logika, matematika dan fisika.
Walaupun pada akhirnya beliau dikenal sebagai ahli pengobatan seperti Ibnu Sina, pada awalnya al-Razi adalah seorang ahli kimia.? Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr (1968), al-Razi meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat ekperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya dan dengan bekal ilmu kimianya yang luas lalu menekuni dunia medis-kedokteran, yang rupanya menarik minatnya pada waktu mudanya.? Beliau mengatakan bahwa seorang pasien yang telah sembuh dari penyakitnya adalah disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapat di dalam tubuh pasien tersebut. Dalam waktu yang relatif cepat, ia mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis.? Selang beberapa waktu kemudian, ia juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit di Baghdad..
Beberapa ilmuwan barat berpendapat bahwa beliau juga merupakan penggagas ilmu kimia modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis maupun hasil penemuan eksperimennya.
Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi dan desain lebih dari dua puluh instrument untuk analisis kimia. Al-Razi dapat memberikan deskripsi
ilmu kimia secara sederhana dan rasional. Sebagai seorang kimiawan, beliau
adalah orang yang pertama mampu menghasilkan asam sulfat serta beberapa asam
lainnya serta penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis.
Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia yaitu:
* Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
* Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik.
* Sirr al-Asrar:
o lmu dan pencarian obat-obatan daripada sumber tumbuhan, hewan, dan galian, serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam rawatan.
o Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek.
o Ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, dan besi.
Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia yaitu:
* Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
* Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik.
* Sirr al-Asrar:
o lmu dan pencarian obat-obatan daripada sumber tumbuhan, hewan, dan galian, serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam rawatan.
o Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek.
o Ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, dan besi.
Menurut H.G Wells (sarjana Barat
terkenal), para ilmuwan muslim merupakan golongan pertama yang mengasas ilmu
kimia. Jadi tidak heran jika sekiranya mereka telah mengembangkan ilmu kimia
selama sembilan abad bermula dari abad kedelapan maseh
Referensi :
- http://mgmpkimia.wordpress.com/tokoh-kimia/al-razi-865-925/
Referensi :
- http://mgmpkimia.wordpress.com/tokoh-kimia/al-razi-865-925/
Biografi Ibnu Rusydi - Averrous
Ibnu Rusydi dilahirkan pada
tahun 1126 M di Qurtubah (Cordoba)
dari sebuah keluarga bangsawan terkemuka. Ayahnya adalah seorang ahli hukum
yang cukup berpengaruh di Cordoba,
dan banyak pula saudaranya yang menduduki posisi penting di pemerintahan. Latar
belakang kelauarga tersebut sangat mempengaruhi proses pembentukan tingkat
intelektualitasnya di kemudian hari. Abul al Walid Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu
Muhammad Ibnu Rusydi, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ibnu Rusydi atau
Averrous, merupakan seorang ilmuwan muslim yang sangat berpengaruh pada abad
ke-12 dan beberapa abad berikutnya.
Ia adalah seorang filosof yang telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran Yunani. Kebesaran Ibnu Rusydi sebagai seorang pemikir sangat dipengaruhi oleh zeitgeist atau jiwa zamannya. Abad ke-12 dan beberapa abad sebelumnya merupakan zaman keemasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Dunia Islam, yang berpusat di Semenanjung Andalusia (Spanyol) di bawah pemerintahan Dinasti Abasiyah. Para penguasa muslim pada masa itu mendukung sekali perkembangan ilmu pengetahuan, bahkan mereka sering memerintahkan para ilmuwan untuk menggali kembali warisan intelektual Yunani yang masih tersisa, sehingga nama-nama ilmuwan besar Yunani seperti Aristoteles, Plato, Phitagoras, ataupun Euclides dengan karya-karyanya masih tetap terpelihara sampai sekarang.
Liku-liku perjalanan hidup pemikir besar ini sangatlah menarik. Ibnu Rusydi dapat digolongkan sebagai seorang ilmuwan yang komplit. Selain sebagai seorang ahli filsafat, ia juga dikenal sebagai seorang yang ahli dalam bidang kedokteran, sastra, logika, ilmu-ilmu pasti, di samping sangat menguasai pula pengetahuan keislaman, khususnya dalam tafsir Al Qur’an dan Hadits
ataupun dalam bidang hukum dan fikih. Bahkan karya terbesarnya dalam bidang
kedokteran, yaitu Al Kuliyat Fil-Tibb atau (Hal-Hal yang Umum tentang Ilmu
Pengobatan) telah menjadi rujukan utama dalam bidang kedokteran.
Kecerdasan yang luar biasa dan pemahamannya yang mendalam dalam banyak disiplin ilmu, menyebabkan ia diangkat menjadi kepala qadi atau hakim agung Cordoba, jabatan yang pernah dipegang oleh kakeknya pada masa pemerintahan Dinasti al Murabitun di Afrika Utara.Posisi yang prestisius dan tentunya diimpikan banyak orang. Posisi tersebut ia pegang pada masa pemerintahan Khalihaf Abu Ya’kub Yusuf dan anaknya Khalifah Abu Yusuf.
Hal terpenting dari kiprah Ibnu Rusydi dalam bidang ilmu pengetahuan adalah usahanya untuk menerjemahkan dan melengkapi karya-karya pemikir Yunani, terutama karya Aristoteles dan Plato, yang mempunyai pengaruh selama berabad-abad lamanya. Antara tahun 1169-1195, Ibnu Rusydi menulis satu segi komentar terhadap karya-karya Aristoteles, seperti De Organon, De Anima, Phiysica, Metaphisica, De Partibus Animalia, Parna Naturalisi, Metodologica, Rhetorica, dan Nichomachean Ethick. Semua komentarnya tergabung dalam sebuah versi Latin melengkapi karya Aristoteles. Komentar-komentarnya sangat berpengaruh terhadap pembentukan tradisi intelektual kaum Yahudi dan Nasrani.
Analisanya telah mampu menghadirkan secara lengkap pemikiran Aristoteles. Ia pun melengkapi telaahnya dengan menggunanakan komentar-komentar klasik dari Themisius, Alexander of Aphiordisius, al Farabi dengan Falasifah-nya, dan komentar Ibnu Sina. Komentarnya terhadap percobaan Aristoteles mengenai ilmu-ilmu alam, memperlihatkan kemampuan luar biasa dalam menghasilkan sebuah observasi. [Majalah Percikan Iman No.6 Tahun I Desember 2000]
Referensi :
- http://archive.kaskus.us/thread/3450909/20
Kecerdasan yang luar biasa dan pemahamannya yang mendalam dalam banyak disiplin ilmu, menyebabkan ia diangkat menjadi kepala qadi atau hakim agung Cordoba, jabatan yang pernah dipegang oleh kakeknya pada masa pemerintahan Dinasti al Murabitun di Afrika Utara.Posisi yang prestisius dan tentunya diimpikan banyak orang. Posisi tersebut ia pegang pada masa pemerintahan Khalihaf Abu Ya’kub Yusuf dan anaknya Khalifah Abu Yusuf.
Hal terpenting dari kiprah Ibnu Rusydi dalam bidang ilmu pengetahuan adalah usahanya untuk menerjemahkan dan melengkapi karya-karya pemikir Yunani, terutama karya Aristoteles dan Plato, yang mempunyai pengaruh selama berabad-abad lamanya. Antara tahun 1169-1195, Ibnu Rusydi menulis satu segi komentar terhadap karya-karya Aristoteles, seperti De Organon, De Anima, Phiysica, Metaphisica, De Partibus Animalia, Parna Naturalisi, Metodologica, Rhetorica, dan Nichomachean Ethick. Semua komentarnya tergabung dalam sebuah versi Latin melengkapi karya Aristoteles. Komentar-komentarnya sangat berpengaruh terhadap pembentukan tradisi intelektual kaum Yahudi dan Nasrani.
Analisanya telah mampu menghadirkan secara lengkap pemikiran Aristoteles. Ia pun melengkapi telaahnya dengan menggunanakan komentar-komentar klasik dari Themisius, Alexander of Aphiordisius, al Farabi dengan Falasifah-nya, dan komentar Ibnu Sina. Komentarnya terhadap percobaan Aristoteles mengenai ilmu-ilmu alam, memperlihatkan kemampuan luar biasa dalam menghasilkan sebuah observasi. [Majalah Percikan Iman No.6 Tahun I Desember 2000]
Referensi :
- http://archive.kaskus.us/thread/3450909/20
Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Qais. Beliau
sempat ikut hijrah ke Abessina, kemudian datang ke Madinah setelah perang
Khaibar. Khalifah Usman bin Affan mengangkatnya sebagai penguasa di
Koufah.Beliau ini termasuk arbitrator dalam peristiwa arbitrasi Shiffin.
Salah seorang sahabat Rasulullah yang telah
beliau do’akan dengan permohonan kepada Allah ampunan dan agar dihari kiamat
dimasukkan kedalam tempat yang mulia adalah Abu Musa Al-Asy’ariy, sebagaimana
do’a Rasulullah : ”Allahumaghfir li-’Abdillah bin Qais zanbahu, wa adkhilhu
yauma al-qiyamati madkhalan kariimaa”.
Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Qais bin Sulaim bin Hadhar bin Harb bin bin Aamir, dan terus sampai nasabnya pada Asy’ari bin Adad. Nabi memanggilnya dengan “Abdullah bin Qais” seperti dalam hadist yang diriwayatkan dari Abi Musa Ra, bahwa Rasulullah mengatakan kepadanya: ”ya Abdullah bin Qais, inginkah kamu aku ajarkan satu kalimat dari perbendaharaan surga? yaitu (la hawla wala quwwata illa billah)”. Dan juga pada hadist do’a Rasulullah yang telah disebutkan diatas tadi. Sedangkan julukan “Abu Musa” diambil dari nama salah salah satu anaknya.
Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Qais bin Sulaim bin Hadhar bin Harb bin bin Aamir, dan terus sampai nasabnya pada Asy’ari bin Adad. Nabi memanggilnya dengan “Abdullah bin Qais” seperti dalam hadist yang diriwayatkan dari Abi Musa Ra, bahwa Rasulullah mengatakan kepadanya: ”ya Abdullah bin Qais, inginkah kamu aku ajarkan satu kalimat dari perbendaharaan surga? yaitu (la hawla wala quwwata illa billah)”. Dan juga pada hadist do’a Rasulullah yang telah disebutkan diatas tadi. Sedangkan julukan “Abu Musa” diambil dari nama salah salah satu anaknya.
Awal Masuk Islam Dan Kehidupannya Bersama
Rasulullah.
Sebelum bertemu dengan Rasulullah di Mekkah ada
kebimbangan pada dirinya untuk mencari rezeki dan bekerja dipasar-pasar dan
musim-musim yang ada di Mekkah, tetapi dengan kebimbangan inilah salah satu
sebab masuknya ia ke dalam Islam, yaitu tatkala ia meninggalkan tanah
leluhurnya Yaman, menuju Mekkah dan mendengar bahwa di negeri ini ada seorang
Rasul yang mengajak dan menghimbau kepada tauhid dan kepada Allah dengan
sesuatu yang bisa diterima akal serta dengan akhlak yang mulia.
Maka ia berkenalan dengan Nabi Muhammad dan lalu
masuk Islam dengan aktif mengikuti pelajaran- pelajaran dari beliau menambah
hidayah dan keyakinan. Ia masuk Islam diawal masa kenabian dan termasuk dalam
golongan “Assabiquuna ila-l-Islam”, dengan dalil hijrahnya ia bersama-sama para
muhajirin ke Habasyah setelah adanya tekanan dan kekerasan serta siksaan yang
yang dilakukan orang – orang musyrik terhadap mereka. Kemudian selang beberapa
waktu ia kembali ke negeri asalnya menyampaikan kalimat Allah , sehingga banyak
dari kaumnya yang masuk Islam.
Dan pada waktu ia mendengar bahwa Rasulullah
hijrah ke Madinah menemui Rasulullah untuk bergabung bersama membangun suatu
masyarakat baru yang Islami dan daulah Islamiyah. Rasulullah menyebut kaum yang
dipimpin Abu Musa ini dengan nama “Al-Asy’ariyiin”. Mulai dari hari itu ia terus
berpartisipasi dan berkecimpung bersama para mu’min dan muslimin menjadi
sahabat dan murid Nabi dalam mengemban risalah Tuhan hingga akhir hayatnya.
Abu Musa dalam masa hidup setelah Islamnya
memiliki sifat-sifat mulia. Ia adalah seorang pejuang yang gagah berani dan
pemanah yang tangguh bila dihadapkan pada hal-hal yang darurat. Dan ia juga
seorang faqih bijaksana yang memiliki otak briliant yang mampu dalam memecahkan
beberapa macam problema serta memberikan cahaya penerang dalam masalah
fatwa-fatwa dan pengadilan, sehingga ia disebut sebagai salah satu dari empat
hakim ummat, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam As-Sya’biy,” Qodhotu hazihi
al-ummah arba’atun : Umar, Ali, Zaid bin Tsabit wa Abu Musa”.
Dalam medan jihad, Abullah bin Qais memiliki rasa
tanggung jawab yang besar dengan berlomba-lomba dalam kemulian ia berani
menaruhkan nyawanya, sehingga ia digelari oleh Rasulullah sebagai “pemimpin
prajurit-prajurit berkuda” sebagaimana telah diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dari
Na’im bin Yahya At-Tamimiy, bahwa Rasulullah pernah bersabda,” Saidu
al-fawarisi, Abu Musa”.
Beliau pun telah mengikuti beberapa peperangan
bersama Rasulullah dalam menghadapi orang-orang musyrik, diantaranya perang
Tabuk. Dan setelah perang ini Nabi mengutusnya ke Yaman sebagai da’i dan
mu’allim serta wali, juga diutus untuk mengajarkan Al-Quran bersama Mu’az bin
Jabal pada daerah yang berbeda, namun jaraknya tidak jauh sehingga antara
keduanya tetap terjalin hubungan komunikasi.
Hal ini dilakukan Rasulullah ketika datang
kepadanya utusan raja Hamir dari Yaman (Sepertinya Himyar; Aman). lalu
beliau memilih dari sahabat-sahabatnya yang dapat dipercaya dan memiliki
pengetahuan agama yang matang, maka diutuslah mereka berdua, Malik bin ‘Ubadah
dan beberapa sahabat lainnya. Ini merupakan suatu perhatian yang besar dari
Rasulullah terhadap ahli Yaman.
Ibnu Hajar Al-’Asqolany mengatakan bahwa
diutusnya Abu Musa ke Yaman dikarenakan kepintaran dan pemahamannya yang dalam
terhadap Islam. Pada tahun ke 10 hijriyah, Abu Musa kembali dari Yaman menemui
Nabi Muhammad untuk melaksanakan haji, yang disebut dengan haji wada’ (haji
perpisahan). Rasulullah telah memberikan wewenang kepadanya untuk memberikan
fatwa hingga wafatnya beliau bahkan hingga masa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar
bin Khattab radhiallahu ‘an huma. Ini semua ini menunjukkan akan kedalaman ilmu
pengetahuannya dan ketaatannya kepada khalifah.
Ketika Rasulullah meninggal, yaitu bertepatan
setelah tiga hari dibunuhnya “Al-Kazzaab” ‘Abhalah ibnu Ka’ab Al-’Anasiy,
seorang dukun yang mengaku sebagai nabi di Yaman. Hal ini merupakan cobaan yang
besar bagi Abu Musa yang ketika itu berada di sana, setelah pulangnya dari haji wada’.
Kehidupan Abu Musa Setelah Wafatnya Nabi.
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar Ra ia ditetapkan
untuk menjadi wali di Yaman. Dan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab Ra,
Abu Musa telah berhasil mengatur administrasi wilayah Bashrah, juga berhasil
didalam memimpi pasukan militernya. Merupakan suatu rahmat yang besar dari
Allah terhadapnya dengan pertolongan-pertolongan-Nya kepada tangannya, sehingga
ia mampu menaklukkan beberapa kota dan negeri, dan telah dimenangkan Allah
dalam memerangi pemimpin-pemimpin “daulah Al-Farisiyah” dengan kecerdikkan dan
ketajaman pemikirannya.
Pada akhir tahun 23 hijrah Amirul mu’minin Umar
bin Khattab Ra meninggal terbunuh sebagai syahid, dan Abu Musa ketiak itu
sedang berada di Bashrah mengajar dan berjuang menyampaikan dakwah kepada Allah
, namun walaupun demikian beliau telah mengetahuinya melalui ru’yah yang
merupakan karamah yang telah Allah berikan kepadanya, sebagaimana yang telah
dikeluarkan oleh Ibnu Sa’ad di Tabaqoot dengan sanadnya dari Abu musa (lih.
Hayatu As- Shohabah juz; 3 hal; 666).
Setelah dibaiatnya khalifah ‘Utsman Ra, beliau
menbetapkan Abi Musa sebagai wali di Bashrah selama enam tahun, setelah lepas
dari amanat ini banyak sekali cobaan-cobaan fitnah dan tantangan yang ia hadapi
dalam menyampaikan syariat dan risalah Ilahi hingga masa kekhalifahan Ali Ra
dan berakhir pada akhir hayatnya yaitu pada masa pemerintahan Mu’awiyah.
Budi Pekerti Dan Sifat-Sifatnya Yang
Mulia
Beberapa kelebihan budi pekerti dan
sipat-sipatnya yang mulia yang ada pada diri Abu Musa sudah diakui oleh
Rasulullah sendiri hingga beliau mendo’akannya dan mengajarkan kepadanya
perbendaharaan surga. Ini semua jelas karena budi pekerti dan sifat-sifatnya
yang mulia, mulai masa hidupnya bersama , dengan para khulafa ar-rasyidiin
hingga wafatnya.
Beliau amat terkenal dengan kedalamannya terhadap
ilmu agama, seorang ahli ibadah yang wara, memiliki sipat pemalu, ahli zuhud di
dunia, kuat dalam pendirian dan sifat-sifat mulia yang lain yang disandangnya.
Az-Zahabiy mengatakan, ”Abu Musa adalah seorang qori yang memiliki sura yang
indah dan seorang terkemuka di Bashrah didalam membaca dan memahami Al-Quran.”
Disamping sebagai seorang yang memiliki ‘izzah
yang besar dalam menuntut ilmu, baik dari Rasulullah maupun dari
sahabat-sahabat, beliau juga mengajarkan ilmu yang telah diperolehnya itu
kepada orang lain, mengamalkan sabda Rasulullah ,” Khairukum man ta’allama
Al-Qurana wa ‘allamahu” (H.R. Bukhari).
Dengan segala kemampuannya beliau mengajarkan
Al-Quran dan memberikan penjelasan kepada ummat di setiap daerah yang
didatanginya, dibantu dengan bacaan dan suaranya yang indah ketika membaca
Al-Quran, dapat menarik perhatian masyarakat sekitarnya hingga berkumpul
mengelilinginya. Dikarenakan banyaknya penuntut ilmu yang hadir, maka ia
membagi mereka menjadi beberapa kelompok halaqah pengajian ilmu pengetahuan agama,
seperti yang pernah ia lakukan di mesjid Bashrah. Abu Musa juga memiliki
perhatian yang besar dalam pengajian sunnah dan riwayat-riwayatnya, serta
sangat berpegang teguh terhadap sunnah Nabi , sebagaimana ia telah sampaikan
nasehat kepada anak-anak dan keluarganya ketika ajal mendatanginya.
Wafatnya
Para ulama berbeda pendapat terhadap tahun
wafatnya Abu musa Ra. Kebanyakan dari perkataan mereka, tidak lebih dari tahun
empat puluhan dari tahun hijrah, diantaranya pendapat Ibnu Al-Atsir mengatakan,
”Abu Musa meninggal di Kufah, dan dikatakan di Mekkah pada tahun 42 hijrah, dan
dikatakan pada tahun 44 hijrah, pada waktu itu beliau berumur 63 tahun.”
Sebagaimana Az-Zahaby juga membenarkan bahwa beliau wafat pada bulan zulhijjah
tahun 44 hijrah, Allahu A’lam.
Sebelum wafatnya beliau masih sempat memberikan
peringatan dan nasehat buat anak-anak dan keluarganya agar selalu beriltizam
terhadap sunnah Nabi . Dan merupakan suatu kemuliaan dari Allah terhadap
keluarganya dengan menjadikan banyak dari anak-anak, cucu-cucu sampai pada
keturunan-keturunannya menjadi ulama, qodhi dan perawi hadist, yang merupakan
berkah dari do’a Rasulullah yang diterimanya dan berkah keikhlasannya.
Demikianlah perjalanan dari kehidupan seorang
sahabat Rasulullah yang ahli ibadat, wara, mujahid dan faqih, semoga kita semua
dapat mengambil ibrah dari semua itu dan semoga Allah memberi hidayah kepada
kita dalam melangkah tuk mencapai ridho-Nya serta mewafatkan kita dalam keadaan
Iman dan Islam. Amin. “Rabbana-ghfir lana wa li-ikhwanina allaziina sabaquuna
bil-iimaan wala taj’al fi- quluubina ghillan lil-laziina a-manu Rabbana innaka
Raufu-r- Rahiim.
Referensi:
1. Rijaalu hawla ar-Rasul; oleh Khalid Muhammad Khalid.
2. Hilyatu al-Awliya; oleh Al-hafidz Abu Na’im.
3. Abu Musa Al-Asy’ariy (shohabah al-’alim, al-mujahid); oleh Abdul Hamid Mahmud Thohaziy.
1. Rijaalu hawla ar-Rasul; oleh Khalid Muhammad Khalid.
2. Hilyatu al-Awliya; oleh Al-hafidz Abu Na’im.
3. Abu Musa Al-Asy’ariy (shohabah al-’alim, al-mujahid); oleh Abdul Hamid Mahmud Thohaziy.
Umar khayyam (1040-1123) “Bapa ilmu pasti” sumber ilham ilmuan barat
Reputasi uar hyayyam (1040-1123) sebagai ahli
ilmu-ilmu eksakta, peletak Ilmu-ilmu dasar pasti, dan pengembang ilmu
astronomi, kurang di kenal. Padahal karya-karya ilmiahnya di bidang ilmu pasti,
astronomi, dan ilmu eksakta lainnya, sejak abad ke-16 telah di terjemahkan ke
dalam bahasa-bahasa eropa, seperti latin dan inggris karya-karyanya telah
memberi ilham bagi para astronom dan para ahli ilmu pasti Eropa jaman itu.
Antara lain Rene Destarces (1596-1650), penulis “geometri” yang menjadikan
“aljabar” karya umar khayyam sebaga acuan pokok.
Mungkin karma perhatian
dunia Barat lebih tertuju kepada karya-karya sastra ilmuan eksentrik itu.
Tertama sejak akhir abad ke-19, setelah Edward Fitzgerald (1809-1883)
menerjemahkan puisi-puisi empat baris karya umar khayyam yang di namakan rubayyat,
dari bahasa persi ke bahasa inggris. Puisi yang mengandung perpaduan
unsure-unsur cinta, mistik dan metapisik itu, kemudian di terjemahkan pula ke
bahasa-bahasa lain di Eropa seperti Jerman, Belanda, Swedia, dan Denmark.
Bersumber dari
puisi-puisi rubyyat tersebut, para penulis biografi umar hayyam lebih
memfokuskan kepada aspek kehidupan batin umar khayyam yang penuh cinta duniawi
dan pemberontakan terhadap fanatisme lingkungan, daripada aspek perjuangan umar
khayyam sebagai ilmuan eksakta. Hal ini dapat di lihat dalam buku “omar
khayyam” karya Manuel Komroff (1954), yang kemudian di jadikan filem, yang di
bintangi Cornel Wilde, Debra Paget, Johan Tailor, dan Margaret Hayesl (1954)
yang benar-benar menggambarkan umar khayyam sebagai petualang cinta, penikmat
hedonisme. Tampak dari adegan-adegan romantis dan eotis Cornel Wilde sebagai
pemeran Umar dengan Debra Pagetsebagai pemeran Sahrain, kekeasih gelap yang
bersetatus selir raja Nisabur, Shahin Shah.
Biografi Umar Khayyam
yang cukup komprehansif dan objektif, ditulis oleh Harold Lamb, berjudul “omar
khayyam, one live” (1957). Selain itu hanya ensklopedi-enslikopedi keilmuan
yang menempatkan Umar khayyam pada proprosi profesi yang sebenarnya.
Dituduh Murtad
Bernama lengkap
Ghiyatssudin abdul fath Omar khayyam, ia mulai belajar di ,madrasah kota
kelahirannya, Nishabur hingga tingkat awal Universitas. Kemudian ia
mengasingkan diri ke gurun pasir “Danau Garam” untuk uzlah (menyepi)
sambil berguru kepada seorang ahli aljabar, Muhammad Ali, yang merupakan murid
Abu Musa al khawarijmi (wafat tahun 950), tokoh penemu angka nol, penulis buku “Hisabul
jabar al Muqaballah” yang berisi teori-teori rintisan tentang ilmu aljabar.
Di bawah bimbingan guru
Ali, Umar Khayyam mengalami kemajuan pesat di bidang ilm-ilmu eksakta. Bahkan
guru Ali sendiri amat terkejutketika Umar Khayyam berhsail menyusun cara-cara
pemecahan geometri-analisis terhasdap persamaan-persamaan angka-angka pangkat
dua dan pangkat tiga, dengan segalapernak-pernikurayannya yang rumit namun
jelas. Atas anjuran guru Ali, Umar menulis teori-teorinya itu menjadi buku.
Maka di susunlah “Aljabar”, yang lima
ratus tahun kemudian mengilhami ilmuan Eropa Rene Descartes tersebut di atas.
Atas rekomendasi guru
Ali pula, Umar mendapatkan kedudukan terpandang di istana khalifah maliksyah.
Ia ditugaskan untuk membuat almanac baru tarikh Islam, ntuk mengganti almanac
baru yang masih bercorak Caesarian. Yaitu perhitungan waktu berdasarkan
perintah raja Romawi, Julius Caesar (46 sebelum masehi).
Setelah hampir 20 tahun
melakukan pengamatan di Observarium kta kayy, sebelah utara Nisaphur, umar
berhasail menentukan perhitungan waktu yang amat akurat, berdasarkan peredaran
bulan. Dengan menggunakan alat-alat yang di anggap modern waktu itu, seperti
hiperbola, globe, teropong bintang, jam air, Umar Khayyam beserta timnya
mempersembahkan almanak bernama “tarikhul jalali”, sebagai persembahan kepada
khalifah Nishabur Jalaluddin Maliksyah (1079-1092) yang membiayai proyek ilmiah
itu. Kalender uatan Umar Khayyam hanya punya selisih 2 jam 45 menit 45 detik.
Jauh lebih baik dari kalender Caesarian (6 jam setahun), dan kalender Glogarian
yang di berlakukan lima ratus tahun
setelah Umar Khayyam (1582) yang setiap tahun berselisih 5 jam lebih.
Tapi, masyarakat Persia
waktu itu, tidak menerima kreasi ilmiah Umar Khayyam. Perhitungan ulang waktu,
dianggap pekerjaan sia-sia dan bertentangan dengan kaidah Agama. Para tokoh Islam konservatif menentang
kalender buatan Umar Khayyam, namun secara sembunyi-sembunyi, karna Umar
dilindung khalifah. Setelah Maliksyah wafat dan Nishabur terjerumus ke dalam
huru-hara akibat perebutan tahta di antara anak-anak malksyah, kedudukan Umar
Khayyam terancam. Ia tak mampu menghadapi kecaman para ulama fanatik. Bahkan ketika
ia dituduh kafir dan murtad, karna menggunakan ayat-ayat alquran untuk membuat
ilmu-ilmu baru, ia tak berkutik. Umar Khayyam di hukum berat. Diusir dari tanah
kelahirannya, serta semua karya-karyanya dilarang di pakai di madrasah-madrasah
Nishapur. Akhir kehidupan Umar Khayyam (versi Harold Lamb) sangat tragis.
Mengembara kesana-kemari dalam keadaan setengah gila dan mabuk minuman keras.
Padahal, teori-teori
ilmu pasti kreasi Umar Khayyam diterima secara luas di kalangan masyarakat ilmu
pengetahuan Eropa abad pertengahan, seperti Rene Descartes tadi. Juga
dokumentasi catatan-catatannya selama penelitian di observatorium Rayy, yang
teselamatkan, menjadi acuan para ilmuan Barat untuk membuat teori-teori baru di
bidang ilmu pasti.
Penikmat dan peminat rubayyat
Umar Khayyam yang membaca syair –syair romantis itu melalui terjemahan
berbagai bahasa di dunia, cukup banyak. Tapi tak sedikit pula para ilmuan yang
terkagum-kagum ketika menelusuri paparan teori ilmu pasti Umar Khayyam, yang
ternyata actual sepanjang masa. Nama dan kedudukan Umar Khayyam setara dengan
ilmuan timur lainnya, yang menjadi sumber inspirasi pencerahan (renaissance)
dunia Barat, seperti Ar Raji dan Ibnu Sina (kedokteran), Al Biruni
(astronomi), Ibnu Rusyd, Al Farabi dan Al Kindi (filsafat), Al Idrisi
(geografi), dan banyak lagi.[IM]
berbagai sumber
ptolemeus
ibnu shina
ibnu choldun
al jebra
al razi
ibnu rusdy
abu musa
omar khayyam...
kirim: edot_sasak@yahoo.com
Langganan:
Postingan (Atom)