Minggu, 23 Oktober 2011

PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar belakang
Pedidikan selalu bertumpuh pada kesejateraan, yakni pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan masadepan/melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestariakn nilai-nilai luhur social kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejara bangsa tersebut.
Melalui dengan pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntutan karena pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang akan dipilih masa kini sebagai upaya mewujukan aspirasi dan harapan di amsa depan.
Dlam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
B. Tujuan.
1) Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan, serat pranan factor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), arus komunikasi yang semakin padat dan cepat, serta kebutuhan yang meningkat dalam layanan professional terhadap masyarakat di masa depan tersebut.
2) Memahami berbagai upaya pendidikan untuk mengantisipasi masa depan, baik yang berkenan dengan penyiapan manusia maupun yang berkenan dengan perubahan sosio-kultural, serta pengembangan sarana pendidikan untuk mendukung upaya-upaya yang sedang atau akan dilaksanakan.
C. Manfaat.
1) Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan, utamanya guru, kajian tentang masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda, yakni untuk dirinya sendiri serta pada gilirannya kelak untuk siswa-siswanya.






BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan.
Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu. Demikian pula di Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-kultural merupakan salah satu dasar utama dalam menentukan arah kepada program-program pendidikan baik program pendidikan sekolah maupun program pendidikan luar sekolah. Dari sisi lain pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan setiap masyarakat. Di dalam UU no 2 Tahun 1989 tentang sistim pendidikan nasional dinyatakan bahwa “dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.” Melalui upaya pendidikan kebudayaan di wariskan dan di pelihara oleh setiap generasi bangsa. Serentak dengan itu upaya pendidikan di arahkan pula untuk mengembangkan kebudayaan itu. Kebudayaan yang dimaksudkan dalam arti luas yaitu “ keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu (koentjaraninggrat, 1974: 19). Kebudayaan itu dapt:
1. Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Berwujud kelakuan yankni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia.(Koentjaraningrat 1974: 15-22).
Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1. Kecenderungan Globalisasi yang Makin Kuat.
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berararti secara umumnya, utuhnya,kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan akan tanpa tapal batas administrasi negara, dunia menjadi amat tarnsparan, serta saling ketergantungan antar bangsa didunia semakin besar; dengan kata lain: “menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu kesatuan.” Menurut Emil salim (1990; 8-9)
Terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya,yakni:
a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti computer dan satelit. Kekuatan pertama gelombang globalisasi ini membuat bumi seakan-akan menjadi sempit dan transparan. Globalisasi iptek tersebut memeberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.
b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara. Di berbagai bagian dunia telah berkembang kelompok-kelompok ekonomi regional. Gejala lainnya adalah makin meluasnya perusahaan multi nasional sebagai perusahaan raksasa yang kakinya tertanam kuat di berbagai negara. Globalisai ekonomi telah menyebabkan negara hanya bertapal batas politik saja, sedangkan dari segi ekonomi semakin kabur.
c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya pada konferensi tingkat tinggi (KTT) bumi , atau nama resminya: konferensi PBB mengenai lingkungan hidup dan pembangunan (UNCED), pada awal juni 1992 di Rio De Jeneiro,Brasil. Kerusakan ke berbagai negara di sekitarnya, bahkan mengancam keselamatan planet ini. Oleh karena itu, diperlukan wawasan dan kebijakan yang tepat dalam bidang pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan hidup, atau pembangunan yang berwawasan lingkungan.
d. Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara. Disamping terpaan tentang gagasan-gagasan dalam pendidikan globalisasin terjadi pula secara langsung menerpa setiap indiidu manusia melalui buku,radio ,televise,dan media lainnya.
Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak dalam bidang politik, hukum dan HAM,paham demokrasi dan sebagainya. Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat dihindari. Oleh karen itu, banyak gagasan dalm menghadapi globalisasi yang menekankan perlunya berpikir dan berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan keadaan nyata disekitarnya.
2. Perkembangan llmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan iptekn yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu cirri utama dari masyarakat masa depan. globalisasi perkembangan IPTEK tersbut dapat berdampak positif ataupun negative,tergantung pada kesiapan bangsa besrta kondisi social- budayanya untuk menerima limpahan informasi atau teknologi tersebut. Segi positifnya antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia. Sedangkan segi negatifnya akan timbul apabila kondisi social- budayanya belum siap menerima limpahan itu ( Pratiwi Sudarsono, 1990: 14-15).
Percepatan perkembangan IPTEK tersebut terkait dengan landasan ontologism,epistemologis, dan aksiologisnya (Filsafat Ilmu, 1981: 9-15). Iptek membantu mengembangkan peranti yang dapat mengatasi berbaai kekurangan atau keterbatasan alat indera, danpada gilirannya, peranti itu sangat membantu mengebangkan IPTEK itu sendiri. Globalisasi perkembangan iptek yang cepat tersebut adalah peluang dan tantangan. Terbuka peluang bagi kita untuk menikuti perkembangan iptek tersbut secara dini sebaliknya apabila masyarakat belum siap menerimanya, maka akan berubah menjadi tantangan.
3. Perkembangan Arus Komunikasi Yang Semakin Padat Dan Cepat.
Pada umumnya bentuk komunikai langsung (verbal atau non verbal) di kenal sebagai komunikasi antar pribadi (interpersonal communication), baik komunikasi antar orang (Dyadic communication), maupunu komunikasi dalam kelompok kecil (small group communication) dengan ciri pokok adanya dialog diantara pihak pihak yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi publik, yang dibedakan atas komunikasi pembicara-pendengar (speker audience communication). Beberapa unsur proses komunikasi yaitu:



a. Sumber pesan seperti harapan,gagasan,perasaan aatau prilaku yang diinginkan oleh pengirim pesan.
b. Penyandian (encoding), yakni pengubahan atau penerjemahan isi pesan kedalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
c. Transmisi (pengiriman) pesan.
d. Saluran.
e. Pembukasandian (decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang di terima kedalam isi pesan oleh penerima.
f. Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
g. Gangguan atau hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang makin padat dan akan di percepat di masa depan mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut.
4. Penigkatan Layanan Profesional.
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesionalisme dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek ang makin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan epat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi. Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik, termsuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi tertentu, atau layanan professional, akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tersebut.
Status professional memerlukan persyaratan yang berat, sehingga tidak semua jenis pekerjaan dapat memperolehnya. Sehinga tuntutan mutu layanan professional tersebut semakin tinggi pula hal itu menuntut suatu kerja sama antar tenaga professional yang semakin erat. Dengan demikian,kualitas hidup dan kehidupan manusia dalam masyarakat di masa depan akan lebih baik lagi.
B. Upaya Pendidikan Dalam Mengantisipasi Masa Depan.
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematik. Pembanguna manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk itu diperlukan:
1. Tuntutan Bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Setiap upaya manusia untuk menyesuaikan diri terhadap konstelasi dunia pada masanya (pada masa lampau,kini,akan datang) adalah proses modernisasi sebagai perkiraan masyarakat masa depan. Berdasarkan acuan normative yang berlaku (UU RI No. 2/1989 beserta peraturan pelaksanaanya) telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan di Indonesia, yang dapat di anggap sebagai profil manusia Indonesia di masa depan, salah satu ketentuan penting dalam perundang-undangan tersebut adalah ketetapan pendidikan dasar sembilan tahun.
Tuntutan manusia Indonesia di masa depan diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dimasa depan tersebut. Beberapa diantaranya seperti:
1. Ketanggapan terhadap berbagai masalah social,politik,cultural, dan lingkungan.
2. Kreativitas didalam menemukan alternative pemecahannya.
3. Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan.
a. Perubahan Nilai dan Sikap.
Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti agama, hukum, adatistiadat, moral, dan sebagainya, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Bagi bangsa Indonesia dengan masyarakat yang majemuk terjadi variasi system nilai dan tata kelakuan ( sebagai wujud ideal dari kebudayaan nusantara).
Salah satu pengaruh nilai akan tampak dalam sikap (attitude) seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum, maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut ( dapat positif ataupun negative). Sebagai kemampuan internal, kemungkinan berbagai alternative unuk bertindak. Dalam sikap dapat dibedakan atas tiga aspek, yaitu: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif.
Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian dan aspek pembaruan. Nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian dan kebudayaan Indonesia seyogyanya akan tetap dilestarikan, agar terhindar dari krisis identitas.
b. Pengembangan Kebudayaan.
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. Kebudayaan mencakup unsur-unsur
mulai dari system religi, kemasyarakatan, pengetahuan, bahasa, kesenian,mata pencaharian, sampai dengan system teknologi dan peralatan (Koentjaraningrat,1974:12). Unsure terakhir tersebutlah yang paling mudah berubah dibandingkan dengan unsure lainnya; akan tetapi, perubahan masyarakat Indonesia dari masyarkat pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi telah meyebabkan keseluruhan unsure-unsur tersebut akan mengalami pengaruh yang kuat. Oleh karena itu, manusia Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh budaya setempat (sesuai etnis yang ada di nusantara) dan budaya Indonesia (yang berkembang dari puncak budaya –budaya nusantara tersebut), tetapi juga menerima berbagai pengaruh “budaya dunia” (Refleksi, 1990: 3-4). Dalam menghadapi berbagai pengaruh tersebut setiap individu diharapkan dapat menyelaraskannya dengan baik, agar dapat menyesuaikan diri dengan dunia yang selau berubah tersbut dengan berhasil. Saling pengaruh dalam pengembangan kebudayaan di dunia ini, merupakan hal lumrah.
c. Pengembangan Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengan tisipasi masa depan, karena pendidikan selalu berorientasi pada penyiapan peserta didik untuk berperan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pengembangan sarana pendidikan sebagai salah satu prasyarat utama untuk menjemput masa depan dengan segala kesempatan dan tantangannya.
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo (1990:33)mengemukakan lima strategi dasr dalam era globalisasi tersbut yakni:
1. pendidikan untuk pengembangan IPTEK ,dipilih terutama dalam bidang-bidang yang vital, seperti manufacturing pertanian, sebagai modal utama untuk menghadapi globalisasi.
2. pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrument operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.
3. pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurnnya kualitas hidup dan hancurnnya system pendukung kehidupan manusia.
4. pendidkan untuk pengembangan system nilai, termasuk filsafat, agama dan teologi demi ketahanan social-budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
5. pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kepen didikan dan kepelatihan, termasuk pengelola sistem pendidikan formal dan non formal, demi penggalakan peningkatan pemrataan mutu, relevansi, dan efeisiensi sumber daya manusia secara keseluruhan.
Khusus untuk pendidikan tinggi, terdapat kecenderungan berkembangnya pola pemecahan masalah secara multidisiplin. Oleh karena itu, diperlukan suatu program pendidikan yang kuat dalam dasar keahlian yang akan memperluas wawasan keilmuan dan membuka peluang krjasama dengan bidang keahlian lainnya.


                                                                                                    








BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1. Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.
2. Perkembangan iptek yang makin cepat.
3. Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat.
4. Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan professional dalam berbagai segi kehidupan manusi. Keseluruhan hal itu telah mulai tampak pengaruhnya masa kini, serta diperkirakan akan makinpenting peranannya di masa depan.
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematik. Pembanguna manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk itu diperlukan:
1. Tuntutan bagi manusia masa depan.
2. Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan perubahan nilai dan sikap sebagai manusia modern, pengembangan kehidupan dan kebudayaan, serta pengembangan sarana pendidikan.


Daftar Pustaka
• Prof. Dr. Tirtarahardja U dan Drs. La Sulo S. L., 2005, Pengantar Pendidikan, Jakarta; Rineka Cipta.



 RINGKASAN MATERI KELOMPOK IV (FPBS IKIP MATARAM) BY THE GROOVY

Jumat, 14 Oktober 2011

DEFINISI AL-QURAN (tugas kelompok 3)

Ta’riful Qur’an
Menurut bahasa, “Qur’an” berarti “bacaan”, pengertian seperti ini dikemukakan dalam Al-Qur’an sendiri yakni dalam surat Al-Qiyamah, ayat 17-18:
“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan kami. (Karena itu), jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya”.
Adapun menurut istilah Al-Qur’an berarti: “Kalam Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad, yang disampaikan secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah”.
Kalamullah
Al-Qur’an adalah kalamullah, firman Allah ta’ala. Ia bukanlah kata-kata manusia. Bukan pula kata-kata jin, syaithan atau malaikat. Ia sama sekali bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan pula produk kontemplasi atau hasil pemikiran filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah ta’ala dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4:
“…dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)…”
Tentang kesucian dan keunikan Al-Qur’an ini perhatikanlah kesaksian objektif Abul Walid[1] seorang jawara sastra pada masa Nabi saw: “Aku belum pernah mendengar kata-kata yang seindah itu. Itu bukanlah syair, bukan sihir dan bukan pula kata-kata ahli tenung. Sesungguhnya Al-Qur’an itu ibarat pohon yang daunnya rindang, akarnya terhujam ke dalam tanah. Susunan kata-katanya manis dan enak didengar. Itu bukanlah kata-kata manusia, ia tinggi dan tak ada yang dapat mengatasinya.” Demikian pernyataan Abul Walid.

Mu’jizat
Mu’jizat artinya suatu perkara yang luar biasa, yang tidak akan mampu manusia membuatnya karena hal itu di luar kesanggupannya. Mu’jizat itu dianugerahkan kepada para nabi dan rasul dengan maksud menguatkan kenabian dan kerasulannya, serta menjadi bukti bahwa agama yang dibawa oleh mereka benar-benar dari Allah ta’ala.
Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar Nabi Muhammad saw. Kemu’jizatannya itu diantaranya terletak pada fashahah dan balaghah-nya, keindahan susunan dan gaya bahasanya yang tidak ada tandingannya. Karena gaya bahasa yang demikian itulah Umar bin Khatthab masuk Islam setelah mendengar Al-Qur’an awal surat Thaha yang dibaca oleh adiknya Fathimah. Abul Walid, terpaksa cepat-cepat pulang begitu mendengar beberapa ayat dari surat Fushshilat.[2]
Karena demikian tingginya bahasa Al-Qur’an, mustahil manusia dapat membuat susunan yang serupa dengannya, apalagi menandinginya. Orang yang ragu terhadap kebenaran Al-Qur’an sebagai firman Allah ditantang oleh Allah ta’ala:
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad) buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang memang benar.” (QS. Al-Baqarah: 23)
Allah sendiri kemudian menegaskan bahwa tidak akan pernah ada seorang pun yang mampu menjawab tantangan ini (QS. 2: 24). Bahkan seandainya bekerjasama jin dan manusia untuk membuatnya, tetap tidak akan sanggup (QS. 17: 88).
Selain itu, kemukjizatan Al-Qur’an juga terletak pada isinya. Perhatikanlah, sampai saat ini Al-Qur’an masih menjadi sumber rujukan utama bagi para pengkaji ilmu sosial, sains, bahasa, atau ilmu-ilmu lainnya.
Menurut Miftah Faridl, banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dapat meyakinkan kita bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia, apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw yang ummi (7: 158) yang hidup pada awal abad ke enam Masehi (571-632 M)[3]
Berbagai kabar ghaib tentang masa lampau (tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba’, Tsamud, ‘Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam, Musa, dll) dan masa depan pun menjadi bukti lain kemu’jizatan Al-Qur’an. Sementara itu jika kita perhatikan cakupan materinya, nampaklah bahwa Al-Qur’an itu mencakup seluruh aspek kehidupan: masalah aqidah, ibadah, hukum kemasyarakatan, etika, moral dan politik, terdapat di dalamnya.

Al-Munazzalu ‘ala qalbi Muhammad saw
Al-Qur’an itu diturunkan khusus kepada Nabi Muhammad saw. Sedangkan kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad saw—seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa atau Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa—tidak bisa dinamakan dan disebut sebagai Al-Qur’an. Demikian pula hadits qudsi[4] tidak bisa disamakan dengan Al-Qur’an.
Al-Qur’an diturunkan Allah ta’ala kepada Nabi Muhammad saw dengan berbagai cara[5]:
  1. Berupa impian yang baik waktu beliau tidur.Kadang-kadang wahyu itu dibawa oleh malaikat Jibril dengan menyerupai bentuk manusia laki-laki, lalu menyampaikan perkataan (firman Allah) kepada beliau.
  2. Kadang-kadang malaikat pembawa wahyu itu menampakkan dirinya dalam bentuk yang asli (bentuk malaikat), lalu mewahyukan firman Allah kepada beliau.
  3. Kadang-kadang wahyu itu merupakan bunyi genta. Inilah cara yang paling berat dirasakan beliau.
  4. Kadang-kadang wahyu itu datang tidak dengan perantaraan malaikat, melainkan diterima langsung dari Hadirat Allah sendiri.
  5. Sekali wahyu itu beliau terima di atas langit yang ketujuh langsung dari Hadirat Allah sendiri.
Al-Manquulu bi-ttawaatir
Al-Qur’an ditulis dalam mushaf-mushaf dan disampaikan kepada kita secara mutawatir (diriwayatkan oleh banyak orang), sehingga terpelihara keasliannya. Berikut sekilas sejarah pemeliharaan Al-Qur’an sejak masa Nabi hingga pembukuannya seperti sekarang:
Pada masa Nabi Al-Qur’an dihafal dan ditulis di atas batu, kulit binatang, pelapah tamar dan apa saja yang bisa dipakai untuk ditulis. Kemudian setahun sekali Jibril melakukan repetisi (ulangan), yakni dengan menyuruh Nabi memperdengarkan Al-Qur’an yang telah diterimanya. Menurut riwayat, di tahun beliau wafat, ulangan diadakan oleh Jibril dua kali.
Ketika Nabi wafat, Al-Qur’an telah dihafal oleh ribuan manusia dan telah ditulis semua ayat-ayatnya dengan susunan menurut tertib urut yang ditunjukkan oleh Nabi sendiri.
Berdasarkan usulan Umar bin Khattab, pada masa pemerintahan Abu Bakar diadakan proyek pengumpulan Al-Qur’an. Hal ini dilatar belakangi oleh peristiwa gugurnya 70 orang penghafal Al-Qur’an dalam perang Yamamah. Maka ditugaskanlah Zaid bin Tsabit untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ia kemudian mengumpulkan tulisan Al-Qur’an dari daun, pelapah kurma, batu, tanah keras, tulang unta atau kambing dan dari sahabat-sahabat yang hafal Al-Qur’an.
Dalam upaya pengumpulan Al-Qur’an ini, Zaid bin Tsabit bekerja sangat teliti. Sekalipun beliau hafal Al-Qur’an seluruhnya, tetapi masih memandang perlu mencocokkan hafalannya dengan hafalan atau catatan sahabat-sahabat yang lain dengan disaksikan dua orang saksi. Selanjutnya, Al-Qur’an ditulis oleh Zaid bin Tsabit dalam lembaran-lembaran yang diikatnya dengan benang, tersusun menurut urutan ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan Rasulullah saw.
Pada masa Utsman terjadi ikhtilaf tentang mushaf Al-Qur’an, yakni berkaitan dengan ejaan, qiraat dan tertib susunan surat-surat. Oleh karena itu atas usulan Huzaifah bin Yaman, Utsman segera membentuk panitia khusus yang dipimpin Zaid bin Tsabit beranggotakan Abdullah bin Zubair, Saad bin Ash dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam untuk melakukan penyeragaman dengan merujuk kepada lembaran-lembaran Al-Qur’an yang ditulis pada masa khalifah Abu Bakar yang disimpan oleh Hafsah, isteri Nabi saw.
Al-Qur’an yang dibukukan oleh panitia ini kemudian dinamai “Al-Mushaf” dan dibuat lima rangkap. Satu buah disimpan di Madinah—dinamai “Mushaf Al-Imam”—dan sisanya dikirim ke Mekkah, Syiria, Basrah dan Kufah. Sementara itu lembaran-lembaran Al-Qur’an yang ditulis sebelum proyek ini segera dimusnahkan guna menyatukan kaum muslimin pada satu mushaf, satu bacaan[6], dan satu tertib susunan surat-surat.

Al-Muta’abbadu bitilawatih
Membaca Al-Qur’an itu bernilai ibadah. Banyak sekali hadits yang mengungkapkan bahwa membaca Al-Qur’an adalah merupakan bentuk ibadah kepada Allah yang memiliki banyak keutamaan, diantaranya adalah:
Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Allah akan memberi pahala kepadamu karena bacaan itu untuk setiap hurufnya 10 kebajikan. Saya tidak mengatakan kepada kalian bahwa ‘Alif-Laam-Mim’ itu satu huruf, tetapi ‘alif’ satu huruf, ‘Laam’ satu huruf dan ‘Miim’ satu huruf” (HR. Hakim).
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi cahaya bagimu di bumi dan menjadi simpanan (deposito amal) di langit.” (HR. Ibnu Hibban).
“Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Dan barangsiapa membaca Al-Qur’an, sementara ada kesulitan (dalam membacanya), maka baginya dua pahala. “ (HR. Bukhari & Muslim)
***

[1] Abul Walid adalah seorang sastrawan Arab yang jarang bandingannya. Suatu saat ia diperintahkan para pemimpin Quraisy untuk menghadap Nabi Muhammad saw dengan maksud membujuk beliau supaya meninggalkan dakwah Islam dengan janji bahwa beliau akan diberi pangkat, harta dan sebagainya. Abul Walid menyampaikan bujukannya ini dan membacakan syair-syair. Tapi kemudian Nabi Muhammad saw membacakan surat Fushilat dari awal sampai akhir. Abul Walid pun tertarik dan terpesona mendengarkan ayat itu sehingga ia termenung memikirkan keindahan gaya bahasanya. Ia kemudian datang kepada para pemimpin Quraisy dan mengatakan kata-kata di atas. [2] Pokok-pokok Ajaran Islam, DR. Miftah Faridl, Pustaka Bandung hal. 9.
[3] Di antara ayat-ayat tersebut umpamanya QS. 39: 6, 6: 125, 23: 12-14, 51: 49, 41: 11: 41, 21: 30-33, 51:7, 49 dan lain-lain
[4] Menurut para ulama hadits qudsi ialah: “Sesuatu yang diberitakan Allah kepada Nabi saw dengan perantaraan Jibril, atau dengan jalan ilham atau mimpi waktu tidur, lalu oleh beliau disampaikan kepada ummat dengan lafadz dan ucapan beliau sendiri, berdasarkan taufiq dari Allah ta’ala. Apabila Rasulullah saw meriwayatkan hadits qudsi, biasanya mengucapkan “Qaala-Llahu ta’aala” (Allah berfirman…), tapi firman itu tidak dimasukkan dalam Al-Qur’an. Begitu juga uslub-nya (susunan kata) tidak sama dengan uslub ayat-ayat Al-Qur’an.
[5] Lihat Kelengkapan Tarikh Muhammad (Gema Insani Press) hal. 142-143.
[6] Bacaan (qiraat) yang dikenal oleh masyarakat muslim saat ini bermacam-macam, tetapi bacaan yang berbeda-beda itu tidak berlawanan dengan ejaan mushaf-mushaf Utsman.

Rabu, 12 Oktober 2011

LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA (materi 1)


a.       Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. Beratus – ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. Setelah melalui suatu proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang didalamnya tersimpul cirri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri Negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang meliputi lima prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa Indonesia harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang – ambing di tengah – tengah masyarakat internasional. Dengan lain perkataan bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat. Hal ini dapat terlaksana bukan melalui suatu kekuasaan atau hegemoni melainkan suatu kesadaran berbangsa dan bernegara yang berakar pada sejarah bangsa.
jadi secara historis bahwa nilai - nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai – nilai pancassila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila.atas dasar pengertian dan alasan historis inilah maka sangat penting bagi generasi penerus bangsa terutama kalangan intelektual kampus untuk mengkaji, memahami, dn mengembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki siatu kesadaran serta wawasan kebangsaan yang kaut berdasarkan nilai – nilai yang dimilinya sendiri. Materi inilah yang dalam kurikulum disebut civic education, yaitu mata kuliah yang membahas tentang national philosofy bangsa Indonesia.

b.       Landasan Kultural
Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsadan bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup serta pandangan hidup agar tidak terombang – ambing dalam kancah pergaulan masyarakat internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain.
Berbeda dengan bangsa – bangsa lain, bangsa indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang dilmiliki dan melekat pada bangsa itu dendiri.nilai – nilai kemasyarakatan yang terkandung dalam sila – sila pancasila bukanlah hanya merupakan suatu hasil konseptual seorang saja melainkan karya bersar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari  nilai – nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara seperti soekarno, M. Yamin, M. Hatta dan para tokoh pendiri negara lainnya.

c.       Landasan Yuridis
Landasan yuridis perkuliahan pendidikan pancasila di perguruan tinggi tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa sistem pendidikan nasional berdasarkan pancasila.selanjutnya dalam SK Dirjen DIKTI No 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa misi pendidikan kewarganegaraan adalah untuk memantapkan kepribadian mahasiswa agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai – nilai dasar pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu juga ada beberapa regulasi yang mengatur hal yang sama, dan pada initinya menegaskan kewajiban memprogramkan mata kuliah pendidikan pancasila di perguruan tinggi.

d.      Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia. Oleh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setuap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai – nilai yang tertuang dalam sila – sila Pancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara.
Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang berketuhanan dan berperikemanusiaan, hal ini berdasarkan pada kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk tuhan yang maha esa.

Kamis, 06 Oktober 2011

Salam dan Perkenalan (greetings & introduction)

Salam dan Perkenalan (Greetings and Introduction)

Ucapan salam biasa digunakan untuk menyapa orang lain. Ungkapan perkenalan biasa digunakan untuk memperkenalkan diri atau menanyakan identitas orang lain.

Salam (Greetings)

Biasanya setelah mengucapkan salam, diiringi dengan menanyakan kabar orang yang disapa. Di bawah ini beberapa ungkapan salam yang biasa digunakan serta ungkapan yang digunakan untuk menanyakan/menjawab kondisi seseorang.
Selamat Pagi
Good Morning
Selamat Siang
Good Afternoon
Selamat Malam
Good Evening
Selamat Malam/Selamat Tinggal/Selamat Tidur
Good Night
Selamat Tinggal
Good Bye
Sampai Jumpa
See you
Halo atau Hai
Hello atau Hi
Apa kabar?
How are you?
Baik-baik saja
I'm fine. Thank you. atau Good
Apakah kamu baik-baik saja?
Are you all right? atau Are you OK?
Saya sedang sakit
I'm feeling sick atau I feel sick
Saya sedang pusing
I'm having a headache
Saya sedang flu
I'm having a flu/influenza
Saya demam
I'm having a cold
Saya merasa tidak enak badan
I am not feeling well
Yah, begitulah atau Biasa-biasa saja
Not bad


Perkenalan Diri (Introduction)

Berikut adalah ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan untuk bertanya tentang identitas seseorang/memperkenalkan diri
  1. Siapa nama Anda? (What's your name?)
  2. Nama saya ... (My name is ...)
  3. Saya siswa kelas 2 (I am a second year student)
  4. Saya guru matematika (I am a mathematics teacher)
  5. Dari mana asal Anda? (Where do you come from?)
  6. Saya berasal dari (I come from ...)
  7. Di mana Anda tinggal? (Where do you live/stay?)
  8. Saya tinggal di ... (I live/stay in ...)

Latihan (Exercise)

Cobalah berlatih pada situasi-situasi berikut.
  1. Perkenalkan diri Anda pada teman Anda, abang, adik, atau guru. Sebutkan nama Anda, dari mana asal Anda, kelas berapa, dan tinggal di mana.
  2. Anda berperan sebagai guru bahasa Indonesia. Peragakan perkenalan di hadapan siswa-siswa.
  3. Sapa teman Anda dengan bahasa Inggris.

Role Play dengan Imaginative personality

Rasionalisasi: Dalam praktek berbahasa diseyogyakan untuk berbahasa secara natural karena kalau berkenalan dengan orang yang sudah kenal, suasana menjadi kering dan tidak bermakna. Untuk mendorong rasa ingin tahu, gunakan imaginative personality.
Cara berpraktek:
  1. Buat kelompok minimal beranggotakan 3 orang, kemudian masing-masing dengan membuat identitas diri baru mulai dari nama sampai dengan data pribadi yang biasa digunakan dalam perkenalan. Untuk memeriahkan suasana, gunakan data yang unik. Data tersebut tuliskan dalam kartu sebesar kartu bridge. Tambahi gambar penunjang bila perlu.
  2. Mulailah saling memperkenalkan diri dengan identitas baru tersebut. (Memperkenalkan diri)
  3. Setelah semua saling memperkenalkan diri, buat identitas baru lagi. Serahkan identitas baru kedua tersebut kepada teman di selah kanan anda, sehingga terjadi saling tukar indentitas baru kedua.
  4. Kenalkan teman dengan indentitas baru kedua kepada teman lain. (Memperkenalkan orang lain)

Ungkapan Persetujuan

Untuk mengungkapkan persetujuan dapat menggunakan ekspresi-ekspresi sebagai berikut.
  • I agree with you
  • I am with you (bisa berarti saya bersama kamu)
  • I think you're right
  • I think so

Ungkapan Ketidaksetujuan

Untuk mengungkapkan ketidaksetujuan dapat menggunakan ekspresi-ekspresi sebagai berikut.
  • I don't agree with your opinion
  • I'm not with you
  • I don't think so
  • I object ...

Contoh Penggunaan

A : I think "Friends" is very funny.
B : I don't think so. I didn't understand why you laughed at it.
A : Hey, can you catch up the conversation in "Friends"?
B : Yes, a little bit. But I think I have a different sense of humour.
A : So, what about watching "Bajaj Bajuri". Do you think it's amusing?
B : I can accept it. What about you?
A : Yeah, I am with you.

Latihan

Bersama teman Anda, latihlah untuk menyatakan suatu pendapat, kemudian teman Anda menyatakan persetujuan/ketidaksetujuan terhadap pendapat Anda. Lakukan pula sebaliknya.

Ungkapan untuk Menyatakan Kesukaan

Di bawah ini beberapa ungkapan yang dapat digunakan untuk menyatakan kesukaan.
  1. I like ...
  2. I love ...
  3. I'd prefer ... than ... (untuk menyatakan tingkat kesukaan, lebih suka benda pertama daripada yang kedua, bisa juga digunakan untuk menyatakan keinginan)
Sedang untuk menyatakan ketidaksukaan, biasanya tinggal menambahkan kata not, misalnya
  1. I don't like ...
  2. I don't love ...
Contoh penggunaan:
  • I like bananas
  • I'd prefer to go to Bali than Hawaii
  • I love this game

Ungkapan untuk Menyatakan Keinginan

Di bawah ini beberapa ungkapan untuk menyatakan keinginan.
  1. I want to ...
  2. I'd like to ...
  3. I'd love to ...
Untuk menyatakan ketidakinginan, bisa ditambahkan kata not, misalnya
  1. I don't want to ...
  2. I wouldn't like to ...
  3. I wouldn't love to
Contoh penggunaan:
  • I'd like to go to Bali
  • I'd love to buy a new car
  • I want to see that movie

Latihan

Pergunakan ungkapan-ungkapan di atas untuk menyatakan kesukaan Anda atau keinginan Anda. Buat percakapan dan tanya jawab yang menarik dengan teman Anda.

Panduan Berbahasa Inggris/Di ruang makan

Dari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia


Beberapa kata yang sering digunakan di Ruang Makan
  1. Minta segelas air
    May I have a glass of water?
  2. Minta sup
    May I have a cup of soup?
  3. Ijin duduk
    Can I sit here?
  4. Silakan
    Please
  5. Selamat makan
    Have a nice meal
  6. Terima kasih
    Thank you
  7. Vocabulary List
    • Pintu 4 = Door 4
    • Meja Kehormatan = Honourable table

Panduan Berbahasa Inggris/Di ruang kelas

Dari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia


Salah satu cara menciptakan lingkungan berbahasa inggris yang kondusif adalah dengan membuat aturan yang mewajibkan siswa untuk menggunakan bahasa inggris selama berada di dalam kelas. Semua keperluan harus diucapkan dalam bahasa inggris seperti ingin izin ke kamar mandi, ingin bertanya, minta diterangkan kembali, meminjam barang, dan sebagainya. Pertanyaan, izin atau pernyataan yang disampaikan dengan bahasa indonesia harus diabaikan. Tidak peduli siswa hanya mampu mengatakan "I go to WC" untuk mengatakan bahwa ia minta izin untuk ke kamar mandi, misalnya. Dari situ siswa akan memahami bahwa mereka harus mempersiapkan diri menghafalkan kalimat untuk keperluan mereka di kelas. Dengan demikian, akan terbangun motivasi siswa mencari jalan apapun agar mereka sanggup berkomunikasi dengan bahasa inggris, paling tidak dengan guru di kelas. Dan ujung-ujungnya kemampuan berbahasa Inggris mereka akan semakin baik dari hari ke hari.
Beberapa ekspresi bahasa inggris yang bisa dihafalkan dan dibiasakan siswa di kelas antara lain:
1. "Excuse me Sir/Mam, I want to go to the bathroom" 2. "Could you close the door, please?" 3. "May I borrow your pencil, please?" 4. "Could you lend me your book, please?" 5. "Excuse me Sir/Mam, I have got a question" 6. "I'm sorry sir/mam, I dont understand, could you repeat once more, please?"

Panduan Berbahasa Inggris/Baris berbaris

Dari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia


Di bawah ini adalah beberapa perintah baris berbaris dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
1. Siap, grak ...
  (Atten ... tion)
2. Istirahat di tempat, grak ...
  (At ease ...)
3. Hormat, grak ...
  (Salute ...)
4. Bubar, jalan ...
  (Dismissed ...)

Panduan Berbahasa Inggris/Tips Tata Bahasa

Dari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia


Salah satu tips belajar tata bahasa Inggris adalah sebagai berikut
  1. Ambil kalimat dalam bahasa Inggris
  2. Hafalkan kalimat tersebut
  3. Pikirkan kalimat tersebut secara berulang kali
Dengan menggunakan cara ini, kita dapat belajar bahwa suatu kalimat disusun dari SUATU struktur dan bukan dari struktur YANG LAIN. Dari pengamatan terhadap kalimat tersebut, kita dapat menggali lebih dalam apa yang ada pada kalimat tersebut dan apa yang tidak ada di kalimat tersebut.
Sebagai contoh kalimat di bawah ini diambil secara acak dari bbc.com:
"At least one policeman was injured in the explosion which happened when security forces were patrolling in the port city of Trincomalee"

Dari kalimat di atas kita dapat belajar
  • bahwa penulisan yang benar adalah patrolling (dengan 2 L) dan bukan patroling (dengan 1 L)
  • TIDAK dikatakan "which was happening when security forces were patrolling" karena alasan tertentu
  • dituliskan "one policeman" dan bukan "1 policeman" karena alasan tertentu
  • alih-alih hanya dituliskan "in Trincomalee", di situ ditambahkan informasi dengan mengatakan "in the port city of Trincomalee". Dengan demikian kita juga dapat menggunakan struktur yang sama untuk tujuan yang lain, misal "I studied in the small town of Magelang" sebagai pengganti "I studied in Magelang, which is a small town" yang lazim kita gunakan.
Dalam menulis dalam bahasa Inggris, terutama untuk bidang akademik, kita perlu menggunakan tata bahasa (grammar) yang baku, seperti halnya penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Meskipun demikian dalam realita, terutama untuk percakapan sehari-hari, grammar tidaklah diutamakan. Peletakan kata yang terbolak-balik masih dapat dimaklumi, selama kata kunci (keywords) diucapkan, dan kalimat masih dapat dimengerti lawan bicara. Misal: I want to sit on that chair; On that chair I want to sit. Ini mirip penggunaan bahasa Indonesia oleh para serdadu Belanda jaman perang dahulu (Saya mau duduk di situ; Di situ saya mau duduk; Mau duduk di situ saya; Duduk di situ saya mau).
Penekanan pada 'kata kunci' (keywords) juga jadi trik utama dalam upaya mendengarkan percakapan dalam bahasa Inggris (listening). I want to sit on that chair. Perhatikan kata I, sit, chair.

Panduan Berbahasa Inggris/Tips Mendengar

Dari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia


Mendengarkan adalah ketrampilan performansi. Anda dapat melakukannya dengan baik jika Anda berusaha untuk berbicara banyak. Siswa dalam kelas bahasa asing terkadang mengalami kesulitan mendengarkan dan berbicara karena mereka takut membuat kesalahan. Tidak apa-apa berbuat salah. Santai saja dalam berbicara.
Tips meningkatkan ketrampilan mendengarkan
  1. Persering penggunaan lab bahasa, baca latihan di buku, kemudian dengarkan dan baca sekaligus. Kemudian dengarkan tanpa melihat buku. Ucapkan keras-keras/tuliskan yang Anda dengar.
  2. Dengarkan saat teman Anda berbicara, fokuskan pada apa yang ia ucapkan, dan jangan khawatir bagaimana nanti Anda berbicara.
  3. Jika Anda merasa tegang, santai sejenak dengan mengambil napas dalam-dalam. Jika Anda diminta untuk bicara, berhenti, tenang sejenak, dan beri Anda waktu sebentar untuk merespon.
  4. Dengarkan tatkala teman Anda mendikte Anda dan tulis yang Anda dengar. Cek kebenarannya.
  5. Untuk latihan, bergabunglah dengan klub bahasa, lihat TV asing, dengarkan radio asing.
Sumber :
  1. Buku Terbuka Feby
  2. English Zone

Panduan Berbahasa Inggris/Tips Membaca

Dari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia


Membaca tulisan dalam bahasa asing merupakan ketrampilan analitikal. Anda dapat menguasai ketrampilan membaca jika Anda menggunakan logika Anda serta mencermati kalimat. Latihlah diri Anda untuk memperhatikan dan mengingat-ingat detail penulisan seperti aksen dan pembedaan jenis kelamin (dalam bahasa Inggris, misalnya his atau her).
Tips untuk meningkatkan ketrampilan membaca:
  1. Carilah teks bacaan yang mengandung daftar kosa kata dan pertanyaan, misal dari buku test TOEFL. Pertama-tama, bacalah daftar kosa kata yang digunakan, kemudian baca pertanyaan tentang bacaan. Baru kemudian bacalah keseluruhan teks dua atau tiga kali dengan menebak arti berdasarkan konteks. Hindari penerjemahan per kata, karena hanya membuang-buang waktu saja.
  2. Isolasi kosa kata baru dan pelajari secara terpisah. Jangan dituliskan dalam satu baris, tapi gunakan kartu ingatan. Tuliskan satu kata asing pada kartu tersebut dan terjemahannya di halaman sebaliknya. Bawa ke mana saja Anda pergi dan bacalah beberapa kali dalam sehari sesuka Anda. Pelajari terus sampai hapal di luar kepala (misalnya Anda tidak perlu membalik kartu untuk mengetahui artinya, atau Anda mengetahui bahasa Inggris suatu kata tertentu dalam bahasa Indonesia tanpa Anda membalik kartu yang bertuliskan kata dalam bahasa Indonesia).
  3. Isolasi bentuk tata bahasa baru dan pelajari secara terpisah. Tulis polanya pada kartu ingatan dan hafalkan. Buatlah contoh kalimat. Jika Anda menemui pola kalimat tersebut ketika membaca, berhentilah dan lihatlah pola untuk mengenalinya.
Sumber :

    Panduan Berbahasa Inggris/Tips Menulis

    Dari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia


    Membuat tulisan dalam bahasa asing merupakan ketrampilan analitikal. Anda dapat menguasai ketrampilan membaca jika Anda menggunakan logika Anda serta mencermati kalimat. Latihlah diri Anda untuk memperhatikan dan mengingat-ingat detail penulisan seperti aksen dan pembedaan jenis kelamin (dalam bahasa Inggris, misalnya his atau her).
    Tips untuk meningkatkan ketrampilan menulis
    1. Beri perhatian penuh pada detil: perhatikan aksen, urutan huruf, dll. Perbandingkan bentuk-bentuk yang berbeda huruf demi huruf (bentuk tunggal, jamak, gender, dll). Tulis konjugasi kata kerja, kata ganti dll, serta cek akhiran. Hafalkan kata kerja tak beraturan.
    2. Untuk menguasai pengejaan, mintalah teman Anda untuk mengucapkan 10 kata untuk Anda. Kemudian tuliskan kata-kata tersebut dan mintalah teman Anda untuk mengeja kata-kata tersebut sembari Anda melihat setiap huruf pada kata yang Anda tulis. Ulangi sampai semua kata benar.
    3. Tulislah (dengan kosa kata Anda sendiri) cerita yang baru saja Anda baca.
    Sumber :
    1. Buku Terbuka Feby
    2. English Zon

    Panduan Berbahasa Inggris/Tips Berbicara

    Dari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia


    Berbicara adalah ketrampilan performansi. Anda dapat melakukannya dengan baik jika Anda berusaha untuk berbicara banyak. Siswa dalam kelas bahasa asing terkadang mengalami kesulitan mendengarkan dan berbicara karena mereka takut membuat kesalahan. Tidak apa-apa berbuat salah. Santai saja dalam berbicara.
    Tips untuk meningkatkan ketrampilan berbicara
    1. Bicara keras-keras. Tiru suara dari bahasa tersebut. Jangan menggumam. Walaupun kebanyakan orang merasa malu untuk membuat suara yang aneh, Anda akan semakin terbiasa dengan bahasa tersebut.
    2. Jika dipersilakan berbicara di kelas, katakan sesuatu walau itu salah. Anda akan dapat belajar dari kesalahan itu. Jika Anda butuh waktu untuk berpikir, mintalah agar pertanyaan diulang. Jika Anda tidak tahu jawabannya, katakan dalam bahasa asing, "Saya tidak tahu" atau "Tolong!"
    3. Berlatih dengan siswa asing atau dengan siswa lain yang dapat membantu Anda untuk belajar bahasa Inggris.

    Latihan Pengucapan

    1. Siapkan sebuah buku atau artikel dalam bahasa inggris (terserah anda, tetapi lebih baik jika buku/artikel ini anda sukai, misalnya fiksi, atau bahkan buku anak anak). Siapkan kamus kecil yang memiliki panduan pengucapan bahasa inggris di sisi anda.
    2. Masuklah ke kamar tidur supaya privasi anda terjaga
    3. Bacalah keras-keras satu halaman buku atau artikel tersebut, seakan-akan anda penyiar TV atau pendongeng.
    4. Jika menjumpai kata yang bingung pengucapannya, periksa kamus
    5. Kalau bisa, jangan membaca kata per kata, tetapi lihat satu kalimat secara utuh. Kalau bisa, ulanglah membaca satu kalimat hingga sreg pengucapannya
    Sumber :
    1. Buku Terbuka Feby
    2. English Zone
    3. Tips dan Trik Berbicara di Depan Publik

    pengantar pendidikan


    BAB I
    PENDAAHULUAN
    Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang sistematis dan metodis tentang suatu hal atau masalah.Setelah melihat pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa syarat ilmu pengetahuan sebagai berikut:
    ·         Ilmu pengetahuan harus ada obyeknya                   Adapun obyek ilmu pengetahuan adalah obyek material dan formal. Obyek matrial adalah bahan yang menjadi sasaran suatu ilmu pengetahuan sedangkan obyek formal adalah sudut pembahasan suatu ilmu pengetahuan, misal: ilmu jiwa dan ilmu manusia yang kwdua macam ilmu pengetahuan itu mempunyai obek material sama (manusia), akan tetapi obyek formalnya berbeda. Oleh karena itu obyek material ilmu pengetahuan dapat sama sedang obyek formalnya berbeda.
    ·         Ilmu pengetahuan harus metodis : ilmu pengetahuan dalam mengdakan pembahasan serta penyelidikan untuk suatu ilnmi pengrtahuan harus menggunakan metode yang ilmiah.
    ·         Ilmu pengetahuan harus sistematis.
    ·         Harus mempunyai dinamika : ilmi pengetajhuan harus tumbuh dan berkembang untuk mepunyai kesempuranaan.
    ·         Harus praktis : ilmi pengetahuan harus berguna dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
    ·         Harus diabadikan untuk kesejahteraan manusia.

    Kedudukan ilmu pendidikan itu berada di tengah-tengah ilmu yang lain. Ilmu pendidiakan ialah suatu llmu pengetahuan yang membahas masalah yamg behubungan dengan pendidikan,syarat ilmu pendidikan adalah bersifat teoritis,praktis,dan normatif.

    1.1        Syarat Ilmu Pengetahuan
    Ilmu pengetahuan adalah uraian yang sistematis, metodis tentang suatu masalah.
    1.2        Ilmu Pengetahuan Suatu Ilmu
    Karena ilmu pendidikan mempunyai obyek, metode dan sistematis.
    1.3        Kedudukan Ilmu Pendidikan
    Kedudukannya di tengah-tengah ilmu pengetahuan yang lain.
    1.4        Sifat Ilmu Pendidikan
    Sifat ilmu pendidikan adalah praktis, teoritis dan normatif.
    1.5        Obyek Ilmu Pendidikan
    Obyek ilmu pendidikan adalah anak didik, pendidik, materi, metode, evaluasi, alat pendidikan, lingkungan dan dasar pendidikan.
    1.6        Ilmu bantu ilmu pendidikan
    Ilmu bantu ilmu pendidikan adalah ilmu biologi, ilmu jiwa dan ilmu-ilmu sosial.

    A.    Syarat – Syarat Ilmu Pengetahuan

    Suatu ilmu pengetahuan harus mamanuhi tiga persyaratan pokok dan beberapa persysaratan tambahan. Diantaranya:
    Ø  Persyaratan pokok
    §  Suatu ilmu harus mempunyai obyek tertentu
    §  Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode – metode yang sesuai
    §  Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan sistematika tertentu
    Ø  Persyaratan tambahan
    §  Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai dinamika
    §  Suatu ilmu pengetahuan harus praktis
    §  Suatu ilmu pengetahuan harus diabdikan untu kesejahteraan umat manusia

    B.     Ilmu Pendidikan Sebagia Ilmu

    Setelah kita tahu apa yang menjadi persyaratan suatu ilmu pengetahuan . tentunya kita mengetahui bahwa ilmu pendidikan telah memenuhi persyaratan – persyaratan tersebut.
    Ilmu pendidikan mempunyai obyek , metode, dan systematika . tidak hanya itu ilmu pendidikan juga telah memenuhi persyaratan tambahan lainnya. Misal, praktis , dinamika dan tentunya diabdikan untuk kesejahteraan umat manusia.

    C.    Kedudukan Ilmu Pendidikan
         Guna mempermudah untuk mengetahui kedudukan ilmu pendidikan, coba kita perhatikan bagan berikut.

    q  Ilmu pengetahuan        
    Ø  Matematika                    - Ilmu Berhitung
                                                         - Ilmu Aljabar
                                                         - Ilmu Ukur
                                                         - Ilmu Mekanik

    Ø  Fisika                             - ilmu Alam
                                                         - ilmu Kimia
                                                         - Geologi
    -          Mineralogi

    Ø  Biologi                  - Botani
                                                                       - Zoologi
                                                                       - Antropologi
                                                                       - Etnologi

    Ø  Social sciences     - Ilmu Jiwa
                                                                       - Ilmu Logika
                                                                       - Ilmu Ethika
                                                                       - Ilmu Hukum
                                                                       - Ilmu Ekonomi
                                                                       - Ilmu Pendidikan
                                                                       - Sosiologi

    Ø  Metafisika             - Ontologi
                                                                       - Antropologi Filsafat
                                                                       - Cosmologi
                                                                       - Theodicee

         Dari bagan diatas maka kita ketahui bahwa kedudukan ilmu pendidikan terletak di tengah – tengah ilmu – ilmu yang lain.

    D.    Sifat – Sifat Ilmu Pendidikan

    Ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah – masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Sebagai mana setiap ilmu mempunyai siafatnya masing – masing begitu juga dengan ilmu pendidikan.
    Sifat ilmu pendidikan diantaranya : - Teoritis
                                                    - Praktis                                  
                                                    - Normatif

    E.     Obyek – Obyek Ilmu Pendidikan
    Adapun obyek dari ilmu pendidikan yaitu :
    Ø                  Anak Didik
    Ø                  Pendidik
    Ø                  Materi Pendidikan
    Ø                  Metodologi Pengajaran
    Ø                  Evaluasi Pengajaran
    Ø                  Alat – Alat Pendidikan
    Ø                  Milieu Atau Lingkungan Sekitar
    Ø                  Dasar Dan Tujuan Pendidikan

    F.      Ilmu – Ilmu Bantu Ilmu Pendidikan
              Ilmu bantu yang diperlukan dalam ilmu pendidikan antara lain :
    Ø  Ilmu – Ilmu Biologi, misal; Embriologi, Anatomi, Fisiologi dan lain sebagainya.
    Ø  Ilmu jiwa, misal; Ilmu Jiwa Umum, Ilmu Jiwa Perkembangan, Ilmu Jiwa Social.
    Ø  Ilmu – Ilmu Social, misal; Social, Ekonomi, Hukum, dan lain sebagainya. 

        



    BAB II

    PENDIDIKAN

    Adapun unsur-unsur pendidikan adalah:
    1.Anak didik         : pihak yang menjadi obyek utama pendidikan
    2. Pendidik :  pihak yang menjadi subyek dari pelaksanaan pendidikan
    3. Materi     : bahan atau pengalaman belajar yang disusun menjadi kurikulum
    4. Alat pendidikan         : tindakan yang menjdi kelamgsungan mendidik
    5. Lingkumgan     : keadaan yang berbengaruh terhadap hasil pendidikan
    6.Dasar dan landasan pendidikan    : landasan yang menjadi fundamental dari segala kegiatn pendidikan.
    Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang teratur dan tematis,yang dilakukan seseorang untuk mempengaruhi agar anak mempunyai siafat dan tabiat yang sesuai dengan tujan pendidikan .Yang menjadi eksistensi mendidik terletak pada tujuan mendidik, sedang mengajar eksistensinya terletak pada materinya.Oleh karena itu daapat disimpulkan mendidik lebih luas dari pda mengajar,dan mengajar merupakan sarana dalam mendidik.
    Adapun faktor-faktoryang membatasi kemampuan pendidikan :
    Ø  Faktor anak didik:di dalam anak didik terdpt potensi-potensi yang butuh pendidikan dari luar
    Ø  Faktor pendidik:guru mempunyai metode penyampian yang berbeda dan beragam.
    Ø  Faktor lingkumgan:limgkungan sangat berpengaruh baik positif maupun negatif.

    Lama pendidikan tidak akhirnya.Menurut Lengeverd bahwa di saat ketika anak itu telah sadar atau mengenal kewibawaan(gezaag).Adapun ciri-cirinya:adanya kestabilan,sifat tanggung jawab dan sifat berdiri sendiri.
    Menurut sarjanawan pendidikan dari Barat lma pendidikan jika anak telah berumur 20 atau 21 tahun sedang menurut bangsa Timur,bahwa prndidikan tidak hanya di mulai sejak prenatal melainkan di mulai sejak anak diciptakan(konsepsi).
    Dasardan tujuan merupakan salah masalah ynng sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan.Oleh karen itu dasar akan mennetukn corak dan isi dari pensdidikn akan menuju arah mana anak dibawa

    2.1 Apakah Pendidikan itu?
    Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa.
    2.2 Mendidik dan Mengajar
    Mendidik lebih luas dari pada mengajar, mengajar hanyalah merupakan alat atau sarana di dalam mendidik. Sedangkan mendidik harus mempunyai tujuan nilai-nilai yang tinggi.
    2.3 Batas-batas Kemampuan Penduduk
    Adapun faktor-faktor yang membatasi kemampaun pendidikan adalah :
    1)   Faktor yang terletak pada anak didik
    2)   Faktor yang terletak pada si pendidik
    3)   Faktor yang ada pada lingkungan.
    2.4 Lama Pendidikan dan Kedewasaan
    Menr langeveld, batas bawah dari pendidikan itu ada saat dimana anak telah mengenal kewibawaan.
    2.5 Macam-macam Pendidikan